Bedanya, Bane merancang revolusi dengan rencana yang lebih detil: dimulai dari penculikan ahli nuklir, membangun instalasi ledakan bawah tanah, merampas teknologi tempur Batman, dan membebaskan narapidana buah hukum Dent hingga menciptakan pengadilan balasan. Sesudah semua ini, Bane masih saja kalah.
Rencananya mem-pasar bebas-kan vibranium mungkin bisa dihitung sebagai usaha merancang aliansi internasional. Aliansi yang akan membalik kuasa dunia namun ini tidak menjelaskan bahwa mereka diikat kualifikasi tempur yang terpimpin selain sakit hati kolektif yang menyejarah. Killmonger yang malang berpikir dengan merebut kostum sakti Black Panther, segalanya bakalan lempeng.Â
Ketiga, sesudah ketiadaan manifest ideologi yang jelas dan formasi tempur yang bergerak dengan strategi terukur, ketidaklayakan syarat-syarat revolusi Killmonger ditambahi oleh "delegitimasi spiritual". Dimana konteks delegitimasi spiritual itu?Â
Bukan karena dia adalah anak buangan yang harus menanggung dosa akibat khianat ayahnya. Lebih dari itu, Killmonger yang tumbuh dalam Amerikanisme (baca: berambisi sebagai super power penyelamat dunia) malah membunuh pemimpin spiritual Wakanda, Zuri. Makin parah lagi, dia membakar tumbuhan yang menjadi benda sakral dalam prosesi pelantikan raja baru Wakanda. Syukurnya, Nakia a.k.a Lupita Nyong'o yang manis terus hidup karena tersisa dia alasanku menyelesaikan film.Â
Terus, apa yang masih berfungsi dari raja tanpa restu spiritual? Tanpa dukungan roh leluhur yang akan selalu diminta pertolongan ketika masyarakat mengalami krisis yang serius, sebagaimana dikisahkan dalam riwayat cargo cult?
Raja seperti ini hanya akan menimbun perlawanan diam-diam dari dalam. Tidak butuh waktu lama. Hanya butuh saat yang lengah.Â
Oleh karena itu juga, dari tiga kombinasi ketiadaan syarat inilah, Killmonger memang harus kalah. Apa yang dirancangnya terlalu mewah disebut revolusi. Karena itu juga, kekalahan yang semacam ini tidak dapat dijustifikasi sebagai hebatnya Black Panther dalam memulihkan kembali Wakanda. Menjaga Wakanda sebagai satu-satunya surga yang memelihara tradisi dan modernitas.Â
Killmonger menyangka boleh melahirkan sejenis Uni Soviet minus Marxisme di tanah Wakanda. Dia malah terlihat serupa "Ratu Adil Berkepala Putih". Ironis.
Karena itu juga, kita boleh bilang, narasi kepahlawanan Black Panther kurang bermutu. Kehebatannya tidak dilahirkan musuh yang tangguh, seperti Batman di hadapan Joker atau Bane--yaelah, balik lagi-balik lagi akunya--dalam Trilogi superhero terkeren sepanjang sejarah Hollywood.Â
So, apakah Marvel membutuhkan sentuhan Christopher Nolan untuk merevisi habis karakter dan narasi hero-heroannya? Sebagai sentuhan yang memiliki kemampuan mengaktifkan imajinasi.Â
Lho, bukannya Rocky?!!