Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Revolusi Gagal Cara "Black Panther"

4 Mei 2018   21:46 Diperbarui: 17 Agustus 2018   09:11 3215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: ComicBook.com

Sedang di Amerika sana, baru selevel peralatan tempur si Kapten. Wakanda juga membangun "great wall" yang lebih kuat dari serangan rudal dengan fasilitas AI. Di Infinity War, hanya Thanos yang boleh menembusinya dengan sekali gerak. Dengan kekuatan dari kombinasi batu. 

Prototype sedemikian membuat Wakanda memiliki potensi sebagai pembebas rantai-rantai yang menindas kaum kulit Hitam di seluruh dunia. Rantai yang tumbuh awet bersama rasialisme sejak zaman perburuan budak hingga perkembangan negara modern yang menegakkan HAM dengan cara adu modernisasi peralatan tempur dan berperang.  

"Ratu Adil Berkepala Putih"

Killmonger benar dalam memahami potensi pembebas Wakanda namun salah dalam penyiapan syarat-syarat pemenuhan rancangan revolusinya. 

Pertama, dendam dan kemarahan saja tidak pernah cukup. Kau boleh terluka, hidup dalam berjuta-juta kepedihan dan timbunan kemarahan manakala menjumpai fakta bahwa kaum-mu masih saja diperlakukan semena-mena di tengah dunia yang terus terbuka. Akan tetapi, rasa luka dan kemarahan hanyalah sejenis kondisi psikis yang dibutuhkan untuk merawat api yang menyala-nyala. Salah kelola, ia akan membakar dirimu sampai habis. 

Killmonger, kau membutuhkan nalar yang tajam. Butuh perspektif yang menuntunmu melihat "kekuatan di balik rantai yang mengawetkan penindasan itu" dengan kepala dingin. Kau tidak usah menjadi Karl Marx yang baru, yang menghabiskan waktu dengan studi berjam-jam untuk menunjukan kapitalisme akan tamat dan mengapa proletariat adalah subyek-nya. Setidaknya, karena kau bahkan sudah berperang dimana-mana, bahkan serasa lebih luas dibanding peperangan Ernesto Guevara di belantara benua Amerika, mengapa tidak belajar ke sana?

Terlatih menderita dan membunuh saja tidak cukup, Nak. Kowe butuh otak yang tajam!

Kedua, perkara formasi tempur atau, setidaknya satuan inti, yang memimpin rencana revolusi. Tidak cukup hanya datang dengan membawa mayat Ulysses Klaue demi mengambil hati W'Kabi yang menanggung kesumat sejak zaman raja T'Chaka. Killmonger bahkan tidak tahu si W'Kabi ini mudah meleleh di depan cintanya pada kepala pasukan elit Black Panther, si tante Okeye. 

Killmonger malah terlihat abai dengan sesuatu yang akrab dengan sejarahnya sendiri: terlatih perang namun tidak paham seluk beluk barisan tempur yang memiliki spesifikasi keahlian dan tugas-tugas khusus. Mengambilalih tahta Wakanda hanya akan menjadi "kemenangan semu". 

Jika kita bandingkan dengan "karakter fiktif" sejenis dirinya, ada sosok yang lebih dulu dihidupkan. Dia bernama Bane. Lebih faktual dan juga lebih cerdas. 

Ingatlah jika Bane juga tumbuh bersama cinta sekaligus dendam. Loyalitasnya memang bukan pada tahta namun spirit revolusinya dipengaruhi oleh kebencian terhadap struktur sosial yang busuk dan bobrok bernama Gotham. Dia juga adalah tentara bayaran yang terlatih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun