Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Red Sparrow", Siasat Perempuan dan Kontra-Etatisme

27 April 2018   12:48 Diperbarui: 28 April 2018   10:49 3324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, dalam usahanya mendekati Nate Nash, Dominika tidak menggunakan nama samaran. Ketika telah masuk ke dalam dunia agen lapangan CIA yang tergila-gila dengan perempuan berambut pirang, dia juga menceritakan apa adanya dirinya--informasi yang sudah diketahui oleh Nate dan bos-bosnya--termasuk "motivasi cinta ibu" yang memaksanya hidup dalam bahaya. Bahwa tubuhnya kemudian dikorbankan, peristiwa ini hanyalah keniscayaan. Poinnya, Dominika tidak melakukan banyak" rekayasa sosial" agar masuk ke dalam rasa percaya Nash (yang juga laki-laki, yang juga dingin, yang konon selalu rasional, yang konon selalu terkontrol..preet).

Kedua, manakala Dominika mulai memainkan peran agen ganda dengan menawarkan kesepakatan baru kepada CIA. Yakni dengan membocorkan sumber dari dalam pemerintahan Amerika yang menjalin kerjasama dengan seorang agen Rusia dengan syarat dia dan ibunya boleh migrasi ke Amerika. Maka dia merancang "jebakan" dalam pertukaran informasi dengan si sumber yang seorang sekretaris senator AS.

Jebakan ini tidak mulus. Pertukaran informasi memang terjadi namun si sumber mati tertabrak saat sedang dibawa pulang oleh Dominika. Bersiap disiksa karena dicurigai bermain berperan ganda. Dia berhasil lolos sesudah memainkan manipulasi psikis paling tinggi di depan siksaan--mengingatkan kita pada cerita Evelyn Salt. Tubuh molek dan wajah cantik direlakan menanggung siksaan yang dekat dengan kematian. Semacam penebusan demi meraih kepercayaan yang lebih tinggi.

Di sinilah, kita boleh melihat sebuah pesan tentang perlawanan perempuan yang rapi dan mematikan. Perlawanan yang secara telak mengangkangi kehendak etatisme dalam politik spionase. Persisnya seperti apa?

Di balik wajah manis dan tubuh molek, Dominika Egorova adalah tipe agen yang tidak bertindak seperti Lorraine Brougthon (bayangkanlah sosok Charlize Theron) atau Evelyn  Salt (maka bayangkanlah tante Angelina Jolie). Mereka jago berkelahi, lihai menembak, berdarah-darah seolah Jason Bourne dalam kelamin perempuan. 

Sedangkan karakter Dominika di tangan J-Law dihadirkan dengan mengeksplotasi sisinya yang identik dengan "sang feminin" (dalam pandangan patriarkisme, tentu saja). Yakni kehadiran dari jiwa yang sentimentil, rapuh, butuh bahu bersandar, dan hanya akan bikin kacau urusan. Singkat kata, film Red Sparrow seperti ingin ngasih tau klean jika atribut-atribut jender boleh menjadi senjata yang mematikan karena statusnya yang dipandang sudah dari sononya. 

Apa kerusakan yang dihasilkan dengan model perlawanan perempuan seperti Dominika, yang tanpa banyak kelahi dan tembak-tembakan?

Dia berhasil mencapai posisi Mole sebagai agen ganda, yang mengatur urusan tingkat tinggi diantara dua badan intelijen negara adikuasa. Dia berhasil mengelabui otoritas laki-laki di puncak pengambilan keputusan strategis. Dia berhasil menyelamatkan hidup ibunya, menuntaskan dendamnya terhadap kemiskinan. Sebagai penyempurnanya, dia berhasil mengambil hidup pamannya: lelaki yang hanya melihatnya sebagai aset dan perkakas dalam Perang Dingin baru.

Apakah diantara Anda, ada yang merasa akrab dengan model perlawanan yang seperti ini? 

*** 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun