Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Milan Era Gattuso, Kembalinya Mentalitas "Dog of War"?

28 November 2017   09:57 Diperbarui: 29 November 2017   05:32 3479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gattuso dan Pirlo, salah satu duet gelandang hebat yang pernah dilahirkan AC Milan | gettyimages.com

Kala melatih Sion di liga Swiss, tahun 2013. Berduet dengan Arno Rossini, dalam 12 pertandingan, "The Dog of War" hanya menghasilkan tiga kemenangan, empat hasil imbang, dan lima kekalahan. Dipecat di akhir musim 2012-13 .  Sesudah itu, kembali ke Serie-B, melatih Palermo dengan hasil dua kemenangan, satu imbang serta tiga kekalahan. 

Pada 5 Juni 2014, Gattuso mencoba karir kepelatihan di Superliga Yunani dengan membesut OFI Crete, tim yang sedang dalam kesulitan keuangan. Di sini, Gattuso meninggalkan catatan 17 pertandingan, lima kemenangan, tiga imbang serta sembilan kekalahan. Sesudahnya, dia pergi ke tanah Skotlandia untuk melatih Hamilton Academical. Tak banyak catatan dari masa ini. Lantas kembali ke Italia, melatih Pisa di liga Pro pada 20 Agustus 2015. Dia berhasil membawa Pisa memenangkan play-offs promosi ke Serie-B musim 2016-17. Di babak final, Pisa mengalahkan Foggia. 

Dalam karir kepelatihan yang masih muda ini, bersama Pisa yang juga dalam kesulitan keuangan adalah pencapaian terbaik suami Monica Romano sejak menjadi pelatih. Sedang bersama tim Primavera, mereka sementara berada di posisi ketiga. 

Dari catatan rekor kepelatihannya, barangkali pertimbangan utama Milan pada mentalitas bertarung ala Gattuso--"the Dog of War"-- yang mewarnai karakter Milan selama 12 musim. Sejenis mentalitas yang fokus pada kerja kolektif, mati-matian demi meraih hasil maksimal. Mulai dari lapangan latihan, ruang ganti, pertandingan resmi hingga kembali ke barak latihan bahkan meluas pada hidup sehari-hari. 

Ditambah fakta, rata-rata skuad Milan yang berusia 25 tahun, Gattuso sepertinya adalah pilihan terbaik yang dibutuhkan dalam membangun fondasi mental tim. Montella rasanya terlalu kalem untuk urusan seperti ini. Sehingga apa yang difilosofikan pendiri klub, Herbert Kilpin di atas, bahwa Milan adalah tim dengan jiwa bertarung laksana api dan mewarisi aura hitam yang menimbulkan rasa takut pada musuh akan mewujud kembali. Paling tidak, kembali di jalur yang semestinya. 

Selamat membuktikan diri di sisa musim, Gattuso. Serie A membutuhkan Milan yang seharusnya! 

***  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun