Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film "El Jugador de Ajedrez", Kekalahan Nazisme dan Kemenangan Catur

24 November 2017   18:05 Diperbarui: 24 November 2017   18:12 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mati dalam enam langkah."

Diego Padilla mengatakannya kenapa Moreno di depan bidak catur dan mata puluhan penonton. Moreno adalah sang juara bertahan, sebaliknya Diego yang masih muda sebagai penantang. Moreno, pecatur tua yang sekedar membutuhkan remis demi mempertahankan titel juara.

Tak banyak cakap, Moreno hanya menjabat tangan Diego. Pertanda pengakuan kekalahan dan ucapan selamat. Diego mengalahkannya sebelum langkah menuju skak mat terwujud.

Di hari itu, November 1934, Diego bertemu dengan Marianne, perempuan yang kelak menjadi istri dan ibu dari anak perempuan satu-satunya mereka di Madrid. Marianne adalah seorang perempuan Perancis yang tertarik dengan persoalan politik. Sementara Diego, seorang yang a-politik. Mereka menikah tahun 1936, tahun dimana perseteruan antara kaum komunis dan fasis sedang meramaikan sejarah Eropa dengan peperangan.

Diego memiliki sahabat masa kecil bernama Javier. Javier adalah kawan yang aktif berpolitik dan terlibat perlawanan terhadap rezim fasis di Spanyol. Beberapa kali mencoba mengajak namun Diego tetaplah pada sikapnya. Ia hanya ingin mendalami hidup sebagai pecatur yang saat itu membuatnya terkenal dan membawanya bergaul dengan salah seorang Mayor bawahan Jendral Franco.

Sedang Marianne, yang hanya menjadi penjahit rumahan, mulai merasa gelisah dengan hidup di Madrid. Mamah muda ini juga anti-fasis walau tidak menunjukan sikap permusuhan yang terang-terangan, entah sebagai komunis atau anarkis. Sebuah surat yang belum sempat dikirimnya kepada Pierre di Paris yang menceritakan suasana hati yang tak betah dan permohonan mencari pekerjaan dibaca oleh Diego.

Diego merasa tidak cukup membahagiakan perempuan yang ditemuinya paska-juara catur. Diego dibekap cemburu.

Sedang di luar rumah tangga kecil mereka, fasisme terus merambah Eropa. Nazisme muncul sebagai kekuatan paling brutal. Javier sendiri terbunuh dan membuat si Mayor marah besar kepada Diego. Diego dianggap sebagai bagian yang sama: partisan gerakan komunis penentang rezim militer.

1940, bersamaan dengan jatuhnya Paris ke tangan Nazi, Diego harus mengalah pada keinginan Marianne pindah ke tanah lahirnya. Perpindahan yang mengakhiri babak bahagia keluarga juara catur. Perpindahan yang memulai kemalangan Diego.

Pada satu malam di meja makan, Diego menuduh istrinya menerapkan standar ganda. Alasan tidak betah hidup di bawah rezim fasis Spanyol, baginya, tidak relevan. Sebab ketika Paris dikuasai Nazi, Marianne toh tetap baik-baik saja. Tetap tampil modis dan manis. Tak ada tanda-tanda kehilangan kebebasannya.

Sebenarnya alasan ideologis ini adalah selubung dari rasa cemburu Diego karena kepulangan ke Paris membuat Marianne kembali akrab dengan Pierre yang memberinya pekerjaan pada sebuah sekolah. Tentu saja Marianne membantah, "Kami membenci fasisme, tapi kami  bisa berbuat apa? Maaf, aku tidak seberani yang kau harapkan."

Perdebatan di meja makan adalah malam dimana Diego dijemput polisi.

***

Cerita di atas adalah setengah alur dari film El Jugador de Ajedrez atau dalam Inggris berarti The Chessplayer. Berbahasa Spanyol, film ini disutradarai Luis Oliveros serta dibintangi Marc Clotet (Diego Padilla). Melina Matthews (Marianne Latour),  Alejo Sauraz (Javier Hernandez) dan Stefan Weinert (Coronel Maier), sekedar menyebut beberapa nama yang tidak familiar bagi penikmat film-film Hollywood. Seperti saya.

Dari imdb.com, dikatakan jika film drama ini pertama kali dirilis pada 24 April 2017 pada Malaga Film Festival, Spanyol. Kemudian tanggal 11 November di Calcutta International Cult Film Festival India. Bisa dipastikan film berdurasi sekitar 1 jam 40-an menit ini tidak akan masuk ke bioskop-bioskop tanah air.

Pada bagian awal hingga pertengahan, film ini terkesan akan menceritakan tragedi sang juara catur karena latar besar fasisme Nazi yang bengis. Seperti mengatakan bahwa kau boleh tak peduli kepada politik akan tetapi politik akan selalu mencarimu kemana-mana.

Saya mula-mula berkesimpulan ketika Diego dijemput polisi adalah malam terakhir mereka berkumpul di meja makan. Diego akan segera mati mengenaskan di depan regu jagal pasukan SS yang sadis itu. Karena itu yang akan disorot adalah perjuangannya mempertahankan sisa hidup di dalam penjara. Arti dramatik film ada di sini. Ini kesan yang sudah paten di kepala jika menyimak film berlatar keganasan rezim Hitler.

Seperti yang terbaru bisa dilihat dalam film The Man with the Iron Heart atau HHhH dalam bahasa Perancis. HHhH diadaptasi dari novel yang berkisah tentang terbunuhnya Reinhard Heidrich, sosok yang disebut sebagai arsitek utama Holocaust, oleh serbuan pejuang Ceko; kisah yang juga dikenal sebagai Operation Anthropoid. Ternyata ending-nya membuat saya berucap, "Boleh juga ni barang."

Di balik markas Nazi yang sadis itu, ada seorang kolonel yang tergila-gila pada catur. Maier namanya. 

Diego yang berkali-kali membantah keterlibatannya dalam milisi pemberontak kemudian menjadi lawan. Statusnya sebagai tahanan di sel yang diperuntukan bagi ternak kemudian pelan-pelan naik kelas. Selain mulai berpakaian bersih, Diego juga berpindah sel khusus sementara rekan-rekan satu selnya yang lain sudah dieksekusi. 

Sisa masa tahanannya dihabiskan dengan bermain catur hingga tentara Sekutu mulai mendarat di Normandia dan memasuki pintu kota Paris. Dalam kisah sejarah, Normandy Invasion atau dikenal dengan Operation Overlord adalah cerita invasi tentara sekutu (Amerika, Inggris dan Kanada) untuk pembebasan Eropa Barat.  Kisah yang sudah banyak di-film-kan, salah satunya adalah Saving Private Ryan (1998),salah satu film perang terbaik sepanjang sejarah. 

Di hari ini, Diego dibebaskan Maier. Tidak ada heroisme yang heboh, tak ada adu tembak yang sengit. 

Ilmu bermain catur-lah yang menyelamatkan hidupnya yang a-politik. Catur yang memelihara harapannya. Maier sendiri bunuh diri karena tahu tak ada pengampunan di depan tentara sekutu. Diego sekarang memiliki kesempatan untuk melanjutkan hidup bersama dua perempuan cantik, Marianne dan anak perempuannya. Happy ending, dah!

Masalahnya, empat tahun adalah masa tanpa kabar bagi mereka yang hidup di luar penjara Nazi. Masa yang hanya mengabarkan kematian bagi mereka yang bukan tahanan, termasuk Marianne. Marianne yang modus manis memilih menikahi "penyelamat hidupnya"-dari pada harus mengalami takdir kelam janda perang seperti dalam film Malenayang dibintangi Monica Belucci-- semasa Diego dalam kurungan Nazi. Surat-surat yang dikirim Diego tak pernah sampai, Maier yang menyimpannya. Maier juga yang memberitahu jika sudah sejak lama mengetahui Diego bukanlah simpatisan komunis. Dan membuka satu rahasia jika Pierre terlibat di balik penangkapannya.

Sialan! Andai itu terjadi kepada kamu.....

Namun Diego tampak selayaknya jiwa yang telah menerima getir nasibnya. Baginya lolos dari penjara Nazi adalah sebuah keajaiban terhadap hidupnya yang tidak religius. Itu mungkin sudah cukup bagi hidup yang harus dilanjutkan. Diego belumlah sepuh dan Nazisme mulai rontok, masa depan cerah membayang di depan sana. Lebih penting lagi, ia masih boleh menjumpai anak perempuannya. Anak perempuan yang mulai lupa padanya lantas kembali teringat sesudah memainkan catur. Seolah mengatakan, remis bukanlah pilihan.

Film ini ditutup oleh adegan Diego berpelukan dengan anaknya. Sementara Marianne sedang tersedu-sedu membaca surat-surat Diego yang tak pernah terkirim. Pada sebuah tangga, dengan desir angin dan dedaunan yang jatuh perlahan.

Mungkinkah tak banyak air mata bagi kegetiran tak terbayangkan di kesadaran seorang pecatur?

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun