Menjadi poros dalam permainan untuk playmaker yang pernah berada di klub sekelas Milan dan Juventus jelas bukan capaian yang mudah. Selama di Milan, Pirlo pernah bermain dengan Rui Costa (tukang assist Batistuta di Fiorentina) dan Albertini, selain "si Badak Gattuso", Fernando Redondo, Seedorf, Kaka dan Ambrosini. Â
Sementara di Juventus, sejak 2011, Pirlo bermain bersama Vidal, Marchisio, Kwado Asamoah dan Pogba. Di era dimana dirinya disangka sudah habis, Pirlo tetap menjadi elemen sentral dari mekanisme bermain Juventus dengan pakem 3-5-2. Kejeniusannya tetap menonjol dan saya kira, Pogba banyak memperoleh pembelajaran dari situasi ini.Â
Kedua, sang arsitek keindahan. Pirlo memang bukan tipikal yang rajin menggocek bola dan membuat lawan terpelanting kanan-kiri seolah pemabuk tengah berkelahi dengan bayangan sendiri. Berbeda dengan Zidane semasa di Juventus. Keindahan Pirlo terletak pada kontrol bola prima dan ketepatan membaca atau menciptakan momentum.Â
Kita banyak menyaksikan kondisi seperti ini jika Pirlo bermain dalam posisinya yang selalu ingin ia perankan: sebagai sutradara. Terlebih jika Anda pernah bermain bola, keindahannya terlihat seolah penari tanpa banyak liukan tubuh namun memiliki karakteristik gerakan yang ketika ia dilepas, orang hanya bisa berucap, "Kok bisa ya?" sekali pun saat bersamaan, Messi atau Ronaldo sedang menjadi rivalnya.
Keindahan yang efektif. Sekali lagi, hanya kalau Anda pernah bermain bola beneran. Tahu rasanya berlari, menggocek, lantas mengumpan.
Pirlo adalah anak kandung kandung sepak bola yang membosankan, mengutamakan taktik, penemu sistem bertahan paling bikin stress di muka bumi dan keseringan mementaskan drama di atas rumput. Pirlo adalah wakil generasi dari sebuah era dimana sepak bola Italia pernah berada di level tertinggi dunia: juara Liga Champions dan Piala Dunia.
Dua hal dalam sejarah seorang Andrea Pirlo ini rasa-rasanya akan lama hilang dari sepak bola Italia. Berbeda dengan sesudah Roberto Baggio, muncul Totti dan Delpiero. Sesudah Peruzzi, lahir Buffon dan kini Donnarumma. Atau sesudah Baressi dan Maldini, Italia melahirkan Bonucci dan Chiellini.Â
Sesudah Pirlo, Anda bisa sebut siapa? #FinoAllaFine #ForzaJuventus
*** Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H