Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film Wu Kong dan Ujicoba Gaya Postmodern

13 September 2017   15:19 Diperbarui: 14 September 2017   06:20 4028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Wu Kong (2017) | Bestchinanews

Keterlemparan ke dunia manusia, ke kampung halaman Wu Kong membuat kekuatan-kekuatan super adimanusiawi mereka hilang. Bergabung dengan manusia biasa yang bertahan di lembah gunung yang hitam dan gersang, mereka berjuang melawan serangan siluman, merawat harapan, dan menikmati asmara manusia.

Ah Zi menjadi lebih rapat dengan Wukong, Tian Peng bertemu dengan kekasihnya yang ratusan tahun terpisah oleh keharusan reinkarnasi, sementar Yang Jian menemukan sosok ibu.

Perkembangan ini membuat gerah kuasa Istana Langit, khususnya sang Ddewi, ibunda Ah Zi. Pada saat bersamaan, si ibunda yang gemar berpakaian serba hitam, memiliki ambisi mengambil jantung batu Wu Kong yang dapat membantu menyempurnakan kesaktiannya. Maka dikirimlah pasukan elit untuk memusnahkan seluruh penghuni kampung hanya dengan mengubah salju menjadi potongan es yang tajam.

Lembah yang hitam dan gersang berubah ladang pembantaian dan para manusia fana di dalamnya menjadi serakan bangkai. Ah Zi dan Yang Jian dibawa pulang, Wu Kong dan Tiang Pen sekarat terkapar.

Dalam keadaan sekarat ini, Wu Kong didatangi gurunya. Ketika Wu Kong tersedu-sedu meratapi kekalahannya, sang guru justru mengatakan jika tragedi yang dialami adalah momen untuk melampui batasan dirinya. Kematian orang-orang tak berdosa yang menjadi tumbal, kampung halaman yang kembali dihancurkan, perpisahannya dengan Ah Zi, serta rasa sakit karena gagal adalah kondisi yang harus dialami sebelum bersua kekuatan terdalamnya.

Dialog seperti ini mengingatkan pada biografi Batman yang disutradarai oleh Christoper Nolan atau Raja Arthur dalam versi tafsir Guy Ricthie. Dua sosok imajiner-mitologis produk Barat itu juga berangkat dari kemalangan-kemalangan sebelum mencapai kondisi terhebat mereka sebagai individu atau pemimpin.

Kisah selanjutnya sudah bisa ditebak. Wu Kong kembali dengan kesaktian berlipatganda. Kuasa takdir langit bersama sang dewi dihancurkannya. Hanya Yang Jian yang tersisa. Keduanya kemudian berpisah dengan peringatan akan permusuhan abadi.

Dari ringkasan atas film yang sudah dirilis pada 13 Juli kemarin, Wu Kong kali ini tidak lagi tergambar sebagai sosok yang mencari keabadian dan hidup sebagai dewa di megahnya Istana Langit yang serba berkuasa atas nasib manusia. Berseberangan dari itu, simbol Wu Kong kini mewakili simbol Iblis (the Evil) yang akan selalu menciptakan perlawanan terhadap aturan-uturan langit yang dipandang hanya sebagai belenggu bagi kemerdekaan manusia.

Di titik inilah, apa yang disebut sebagai "post-modern style" oleh Chinese.org mungkin bisa dimengerti. Yakni gaya pembalikan pembalikan kategori antara yang baik dengan yang jahat (oposisi biner) sehingga persepsi lama mengalami sejenis dekonstruksi. Jika dalam narasi arusutama, Wu Kong adalah perlambang dari kebinatangan yang mencapai pencerahan spiritual melalui bermacam ujian, pada Wu Kong versi internet adalah perlambang dari usaha manusia untuk menjadi manusia dengan segala macam pergumulannya. Tanpa membutuhkan dewa-dewi. "Tuhan telah mati, kitalah yang membunuhnya!". Kata Nietzsche.

Mungkin karena karakter cerita yang seperti inilah, novel karya Ze Yu bisa laris manis. Karakter cerita yang mengisi kesadaran "generasi post-truth" yang telah muak dengan perintah atau ideal moral serba hitam-putih. Karakter cerita yang juga membuat sosok Joker rekaan Nolan selalu hidup dan tak tergantikan.   

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun