Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Korban

15 Juni 2017   05:10 Diperbarui: 15 Juni 2017   10:54 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota telah padam. Hening menjelma jalan.

Seorang perempuan pulang dari kematian
seperti puisi masa perang, ia menolak ditaklukan.

Satu-satunya petunjuk baginya adalah
labirin trauma. Cerita tentang rel kereta, jembatan, terminal.
Serta tiga lembar lusuh berita perkosaan.

Sisanya adalah waktu yang terus surut.
Lupa yang berusaha selalu pasang. Dan perjuangannya.

Seorang perempuan kembali dari kematian.
Ia puisi kemalangan. Ketika nasib buruk membakar mantra
di temaram senjakala.
***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun