Glenimal pada akhirnya harus takluk pada kuasa politik yang sudah gerah dengan perang 8 tahun dan bersamaan dengan itu, lingkaran eksekutif sipil, yang sejak awal tidak dihormati oleh Glen sendiri, memainkan manuvernya. Misinya untuk melakukan "kontra-pemberontakan" dengan pendekatan "kultural-politis" gagal karena keinginan untuk menunjukkan, "Jika kita ingin memenangkan kepercayaan negeri ini, kita tak boleh terlihat menerima masalah yang tak bisa kita hadapi."
Jenderal Glen McMohan tumbang karena ambisi merebut kepercayaan dengan menaklukan wilayah/propinsi yang belum bisa diatur.Â
Tapi, saya kira War Machine yang satir dan komedikal tidak bicara tentang seorang Glen atau versi fiksi dari riwayat jenderal Stanley semata. War Machine sedang berbicara politik militer Amerika Serikat yang tak jarang menghasilkan blunder dan masalah-masalah yang menemukan momentum "meledaknya" di masa depan. Semacam kondisi instabilitas masa depan yang terpelihara dari kesalahan masa lalu, sadar atau tidak.
Dan saya rasa, kali ini Bradley Pitt cukup baik memerankan jenderal Glenimal. Jika dibandingkan dengan film bertema perang yang dia bintangi sejak Inglourious Basterds (2009), Fury (2014), dan Allied (2016), di War Machine, sosok Glenimal yang disiplin, kaku, dingin, dan selalu fokus pada tujuan berhasil dia wujudkan. Hidup.Â
***Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H