Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Narasi Orang Kecil dan Usaha "Mengembalikan Indonesia"

26 Mei 2017   10:01 Diperbarui: 26 Mei 2017   15:41 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Opsi tindakan yang mereka tunjukan itu menjadi permenungan serius manakala saya meletakkannya dalam tesis negara anarki-nya sosiolog Emmanuel Subangun. Untuk kebutuhan ini, saya memodifikasi tesis itu.

Negara anarki adalah negara-bangsa yang mengalami kekacauan total higga tiba pada senjakalanya yang mengenaskan. Negara-bangsa serupa ini terkondisikan, paling kurang dari tiga hal. Pertama, kondisi struktural yang saling sandera di antara para elit politiknya. Elit politik (baik sipil pun militer, menjabat atau paska menjabat)yang sama memiliki masalah dan memegang kartu truf-nya masing-masing. Kedua, dikarenakan kegagalan memahami situasi internasional yang berjalan dan kesalahan mengambil strategi yang justru menciptakan kerangkeng baru "bangsa kelas tiga". Dan ketiga, lemahnya kapasitas kewargaan untuk menjaga soliditas dan solidaritas nasional dalam menjaga dan melestarikan konsensus kebangsaan. 

Apakah kita sedang di track menuju negara anarki? Saya tidak tahu. Saya belum punya jawabannya.   

Satu yang makin terang di kepala adalah ajakan untuk melihat situasi yang lebih besar. Ajakan untuk memeriksa lagi, siapakah yang sejatinya sedang bertikai dan apa yang tengah mereka pertaruhkan? Ajakan untuk menemukan pilihan tindakan dalam "mengembalikan Indonesia" yang sesungguhnya banyak tersedia dan memanggil untuk terlibat.

Semoga bulan suci Ramadhan memberi kesempatan untuk membunuh hawa nafsu dan terimakasih para Petani, narasi orang kecil yang berusaha mengembalikan Indonesia.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun