Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Di Sebuah Rak Buku Fiksi

14 Januari 2017   00:04 Diperbarui: 14 Januari 2017   12:29 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti memerintahkan dirinya sendiri, ia melangkah lekas-lekas, melintasi halaman parkir yang sudah kosong, menuju jalan besar, meniti trotoar hingga lenyap di balik tikungan yang masih ramai dengan anak-anak remaja yang sedang bermain gitar. Ia akan pulang ke kamar kos yang tersembunyi di dalam kepadatan rumah-rumah dengan gang-gang sempit, anak remaja yang bermain gitar, orang tua yang bermain catur, emak-emak yang sering berkumpul mencari kutu di rambut pada setiap sore menuju malam. Sebuah perkampungan padat di pinggir mall yang selalu mengingatkan pada sajak Di bawah Kibaran Sarung, Joko Pinurbo.

Kamar kosnya terletak pada sebuah rumah bermodel barak dengan dua lantai. Penghuninya bercampur kasta, dari pedagang gorengan, buruh bangunan, pengojek hingga mahasiswa seperti dirinya--walau di kost itu hanya dia seorang. Biasanya ia menghabiskan malam dengan berpindah-pindah kamar, bertamu. Ia melakukan itu untuk mendengar cerita sehari-hari sejawat sekosnya sebagai orang-orang kecil yang bertahan mencari makan di pusat-pusat perbelanjaan mewah. 

Ia mencari ide untuk menulis cerita, hal yang sudah sebulan terakhir tidak lagi diperolehnya melalui ritual bertamu pindah kamar. Ia merasa telah jenuh dan mungkin saja para saudara sekosannya itu pun telah jengah. Maka, tadi sore selepas magrib, ia memutuskan untuk mencari ide cerita dengan membeli buku.  

Ia pergi ke mall dan berlama-lama di sebuah toko buku yang terletak di bagian basement, membeli dua buku dan kemudian asik memperhatikan manusia-manusia yang bergantian datang dengan tingkah polahnya di depan rak buku.

Ia melihat dua mahasiswi penggemar kisah detektif. Ia menelisik perempuan yang memeriksa buku hanya dari membaca halaman belakang. Ia memelototi perempuan yang sibuk memotret buku dan mengirimkan gambarnya lewat telepon genggam. Ia merasa sedang melihat jiwa yang antusias terhadap buku, jiwa yang murung bersama buku, dan jiwa yang menggunakan buku untuk menyampaikan rasa hatinya.

Gambar tiga wanita inilah yang menjajah pikirannya sepanjang perjalanan hingga tiba di pintu keluar. Dan masih menjajah pikirannya ketika ia menengadah menatap langit sebelum melihat ide cerita itu muncul di balik gelap yang makin mantap mengisi seluruh ruangan di dalam mall.

Ketika tiba di depan pintu kamarnya, sebaris kalimat makin tegas di susunan kesadarannya. Kalimat judul yang merangkum isi cerita:

"Di Sebuah Rak Buku Fiksi," gumamnya. Pelan tapi bersemangat.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun