Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Sandiwara Radio

4 November 2016   10:33 Diperbarui: 4 November 2016   14:50 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Nang, istrimu…Nang.”

Aku menatap ke asal suara. Purnomo sedang pucat pasi disana. Monologku buyar.

Aku hanya menatapnya. Cemas Purnomo mencoba menular mataku.

“Istrimu di UGD, Nang. Sekarat!”

Aku masih menatapnya.

“Kepalanya pecah, perutnya sobek menganga, Nang. Di keroyok 12 istri Pringgo.”

Aku terus ingat, betinaku yang digilas ojek belum kumakamkan dengan layak.

Suara cemas Purnomo hanya seperti sandiwara radio. 

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun