Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[FITO] Lelaki Meragu Kenang

25 Agustus 2016   11:21 Diperbarui: 25 Agustus 2016   11:29 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah dengan lembut ia menegur kemuakanku yang mencapai histeris. Pada lima tahun lalu, saat dimana sejarah rasa muak ini dimulai. Aku baru saja ditandu pulang dengan tubuh sekaku mayat salah sasaran. Hanya sorot mata yang menandakan aku masih berjiwa. Aku buruh harian yang baru ditimpa mesin dari lantai tiga.

Sejak itu, ketakberdayaanku berbuah umpat caci setiap pagi. Sumpah serapah kepada nasib setiap malam menyulam gigil. Sejak ia memutuskan menanggung semua tanggung jawabku. Keputusan yang membawa umpat caci dan serapah nasib menjadi kemuakan tiada putusnya. Tanda harga diriku yang terus hancur tak berdaya.

Apa ia akan mengenang aku, suaminya yang celaka?

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun