Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

[Puisi] Satu Pagi, Sesudah Lebaran

13 Juli 2016   10:58 Diperbarui: 13 Juli 2016   15:48 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ada rintih doa yang menggigil,
di senyap masjid dan tanah lapang
bersama ingatan yang sungsang
berkawin kenangan-jiwa labil

aku, kamu, kita; tentang hari-hari mencari makan
kembali meremas kota, menendang desa
menyinyiri jiwa kalah, menyerapahi doanya
mencerai kasih dari kemanusiaan

aku, kamu, kita; tentang hari-hari sesudah Lebaran
kembali menari ritus kepalsuan, mengurban jiwa pada altar keduniawian

satu pagi, sesudah Lebaran
siapakah sungguh membutuh Ramadan?

[2016]

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun