ada rintih doa yang menggigil,
di senyap masjid dan tanah lapang
bersama ingatan yang sungsang
berkawin kenangan-jiwa labil
aku, kamu, kita; tentang hari-hari mencari makan
kembali meremas kota, menendang desa
menyinyiri jiwa kalah, menyerapahi doanya
mencerai kasih dari kemanusiaan
aku, kamu, kita; tentang hari-hari sesudah Lebaran
kembali menari ritus kepalsuan, mengurban jiwa pada altar keduniawian
satu pagi, sesudah Lebaran
siapakah sungguh membutuh Ramadan?
[2016]
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!