di malam Ramadan
aku berkelahi dengan hatiku
“Berhenti memuja dunia, bunuh ia dari pusat hanif-mu!” bentak hatiku
kemudian memberikan air wudlu,
“Cuci otakmu di situ. Sapalah sujud yang rindu,” perintahnya lagi
malangnya hatiku
ia rupanya belum tahu,
sejak bertahun lalu, otakku telah ditukar otak kerbau
demi selalu bekerja, melawan lelah,
sebab cemas, masa tuaku terbayang sengsara
“Kau masih tak mau mencuci otakmu dengan air wudlu dariku?” pintanya kini dengan sendu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!