Pernah dikepung serangan nyamuk ketika berada di hutan rawa gambut? Kalau belum pernah jangan mengeluh hanya karena disikat nyamuk jenis rumahan. Nyamuk rumahan ilmunya jauh kalah level, tidak seberapa coi. Makanya jangan membandingkan kucing rumahan dengan kucing hutan, beda kelas.
Tadi malam saya mengalami mimpi yang aneh tapi barangkali memiliki pesan yang penting. Bukan mimpi digigit ular yang artinya menemukan jodoh kata orang dahulu (yang semoga tidak selicin ular, huahaha). Tapi saya mimpi bertemu nyamuk dan lalat yang sedang berdialog di depan matahari yang tenggelam. Lalat dan nyamuk rumahan.
Berikut petikan dialognya.
"Muk, pernahkah kau memikirkan hakikat dirimu diciptakan?," kata lalat memulai percakapan.
Nyamuk diam saja. Seperti masih memikirkan hendak kemana malam nanti.
Lalat ngoceh lagi.
“Muk, jadi lalat itu anugerah lho. Kau tahu kan jenis kami banyak, salah satunya ya aku, lalat rumah. Aku bersyukur menjadi lalat karena bisa menikmati sisa-sisa sampah makanan orang-orang kaya. Apalagi ketika mereka bikin pesta amal, wuiih, duit banyak dan makanan berlimpah. Aneh juga sih, pesta amal kok buang-buang makanan.”
Nyamuk masih diam seperti pembukaan cerita.
“Kau tahu kalau ada olimpiade lalat dari seluruh dunia, kami akan berkumpul dan bercerita. Ada yang datang dari Amerika, bercerita cerita sering memakan makanan sisa Bill Gates. Ada juga yang cerita sering sekali menunggu sisa makanan Megan Fox, rasanya seperti mencecap bibirnya yang seksi. Kalau delegasi dari Russia bercerita sering memakan makanan Vladimir Putin di Kremlin atau Maria Sharapova, si petenis cantik itu. Kalau yang dari Korea Selatan, ada tuh yang pernah menikmati sisa makanan Par Min-Young. Duh, pokoknya banyak cerita deh Muk. Bikin iri, ashliii,” sambung lalat makin cerewet.
“Saya benar-benar besyukur menjadi lalat. Maaf ya, gak kayak bangsa kamu, menghisap darah. Iiiih, kayak titisan vampire ajah,” sindirnya lagi. Mulai kebangetan nih lalat, batin nyamuk. Tapi memilih diam saja si nyamuk, tetap tenang dan susun serangan balik mematikan!!
“Muk, gak nyesel, gak kesel kamu? Gak pengen jadi sebangsa akuh?” kali ini lalat bertanya dengan cara yang kekinih-kinih-an. Ditambahi H dibelakang biar manja sekaligus mendesaaah. Sayang hubungan nyamuk dan lalat adalah jenis yang melanggar hukum penciptaan.
Karena sudah tak tahan, bersuara juga si nyamuk yang kerempeng namun keren ini.
“Iyaa, bener kamu Lat, bisa mencecap sisa makanan orang kaya atau pesohor dunia hiburan. Tapi satu hal saja yang tidak pernah kamu cecap seumur hidupmu.”
“Apa? Nikmat mencecap apalagi yang belum kami cecapi?” kejar Lalat tersinggung. Nguung, keluar deh bunyinya.
“Kamu pernah menikmati darah Megan Fox, Maria Sharapova atau Park Min-Young dari pahanya langsung? Saking nikmatnya kau bahkan rela menemui mati dalam tepukan tangan mereka yang halus sekali?”
Toeeng, toeeng., tooeng.
Lalat lalu terbang tanpa pamitan, menghilang di kegelapan malam. Bukan saja karena tidak memiliki jawaban yang bisa menyerang balik. Tapi yang paling utama dan terutama adalah menyembunyikan gerak yang terus menyesak ruang di bawah lingkar pinggangnya.
Huakakakak. Sombonglah pada apa yang kau ketahui secara persis. Kalau menyerang, hitung sejuta alternatif bila diserang balik coi.
Haah. Seketika saya terjaga dan seolah melihat Megan Fox yang terbang seperti nyamuk. Apakah ia menghisap darah saya?
Selamat pagi, selamat wikeeeen.
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI