Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Gelora Aktivisme yang Sakit

14 April 2016   08:55 Diperbarui: 15 April 2016   16:13 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

....

“Baiklah, saya jabarkan saja,” lanjutnya lagi.

“Tubuh manusia adalah organisme seperti halnya negara. Bila bagian fisiknya lelah dan susunan batinnya lemah maka segera saja akan terjadi semacam tumbukan energi negatif yang membuat organisme tersebut tumbang. Sakit. Yang merupakan bagian fisik itu bisa ditunjukkan pada alat-alat kelengkapan negara sementara yang bagian batin adalah mentalitas yang ada di dalam manusia-manusia yang bekerja pada alat-alat kelengkapan tersebut.”

“Jadi kalau alat-alatnya (bagian fisiknya) tidak cukup berfungsi ditambah manusia yang bekerja di balik alat-alat tersebut juga bobrok, maka tunggu saja kedatangan masa collapse tersebut. Begitulah juga adanya dengan tubuh saya, tubuh pemuda yang sedang dibakar api idealisme menyala-nyala.”

Pemuda aktivis memandang wajah dokter dan suster berganti-ganti. Dokter kemudian memberikan kode agar salah satu susternya mendekat lalu ia membisikkan sesuatu. Segera saja suster tersebut keluar ruangan.

“Jadi Pak Dokter yang budiman.. Anda dan suster juga merupakan bagian dari alat-alat, unit fisik dari negara yang bekerja di bagian pemenuhan hak-hak dasar: kesehatan warga, bukan?”

Dokter mengangguk. Suster yang satunya juga sama.

“Maka.....” suara pemuda terputus.

“Dok, ini undangan yang diminta,” suara suster yang baru balik. Ia rupanya pergi melaksanakan pesan bisik-bisik tadi.
“Wahai pemuda aktivis. Maafkan jika saya menginterupsi sejenak penyampaian yang demikian luas dan kemana-kaman. Saya kira Anda sudah sehat dan sudah bisa beraktivitas sebagaimana kemarin.”

“Lhooo Dok, saya belum masuk kepada inti jawab atas pertanyaan dokter tadi..jangan menginterupsi dulu,” sanggahnya.

“Tidak, tidak. Saya tidak mampu mendiagnosis kondisi kesehatan pasien yang memiliki pengantar penjelasan dengan sedemikian luar biasa. Jadi, untuk membuktikan bahwa Anda sudah sehat saya memohon Anda bisa menggantikan saya sebagai narasumber sebuah seminar. Nih undangannya, silahkan dibaca. Saya mau mengontrol pasien yang lain. Selamat pagi, semoga sukses.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun