Karena itu juga, jangan percaya pada janji yang tidak pernah memberi bukti. Sama juga jangan lekas-lekas menghakimi sebelum memiliki cukup bukti. Selama belum tersedia, kita sejatinya sedang sibuk dengan pergulatan opini masing-masing. Dalam opini kita mungkin sedang menunjukkan gambar yang logis tapi belum tentu gambar yang otomatis benar. Lebih kusut lagi jika kebenaran itu sesuatu yang dikonstruksi secara politis. Atau kita mendekatinya dengan "akal politik yang praktis" yang lebih dominan seolah melayani ego yang luka seluka jatuh hati yang menghadapi penolakan berkali-kali. Aiih.
Terus, apa yang membuat kita harus bertengkar opini hingga menyerang kesana kemari? Apakah kita sedang berkelahi serupa kucing di depan sebuah gonjang-ganjing? Tahu gak alasan kucing berkelahi? Paling tidak ada enam alasan mengapa kucing berkelahi: ingin kawin, kelaparan, menandai teritori, perkenalan, iseng dan sedang hamil.Â
Janganlah menjadi lebih rendah dari insting kucing dan ayam. Kecuali kita sedang melayani enam alasan di atas, hu hu hu.
Selamat pagi, mari memetik hari.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H