Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kebiasaan Buruk di balik Bergiat Fiksi

31 Desember 2015   09:11 Diperbarui: 31 Desember 2015   09:48 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kelima, kesulitan luar biasa dalam mengendalikan desakan terburu-buru. Cepat-cepat nulis, cepat-cepat pula posting, kayak sedang rebutan merayu hati gadis pujaan saja. Akibatnya susunan kata-kalimat-paragraf jadi ngaco. Ada yang tidak lengkap, ada yang tidak rapi, dan menjadi tidak jelas : mau cerita apa sih? Mau edit lagi, sudah malas, apalagi kalau sinyal lagi melorot. Sudah tahu begitu, sama juga dengan yang di atas, kebiasaan ini diulang terus, ampuun.

Keenam, kemalasan memeriksa dengan teliti sebuah rancangan karya sendiri. Sejak huruf pertama, saya sudah tahu pasti ada saja yang tidak sesuai, entah kata-kalimat atau pesan di baliknya, tapi kok ya malas memeriksa lagi dengan teliti dan pelan-pelan. Terus saja saya ulang kelakuan malas memeriksa ini. Yang malah saya biasakan : segera saja bikin, baca sekali, lalu posting. Kayak kejar target saja. Target apa juga yang dikejar juga, aneh. Supir Blue Bird saja pakai jeda narik!

Ketujuh, suka setengah hati mengambil ilmu dari karya fiksi kawan K’ers yang lain, karya yang jauh lebih matang dan berkarakter. Apalagi yang tidak memberi vote dan komentar, masa bodoh denganmu! Ini sikap apa kayak begini? Katanya amatiran, katanya di Kompasiana wadah belajar agar kurangi ngawur sendiri, tapi mengambil ilmu dari mereka yang tidak memberi vote enggan luar biasa. Aiih, kekanak-kanakan.

Huuft..hembus nafas dulu.

Kawan K'ers yang budiman, sudah dulu ya kesaksian behind the scene yang memalukan ini. Tujuh hal memalukan saja, jangan banyak-banyak. Semoga tahun depan saya tidak menambah daftar kebiasaan memalukan di balik proses berfiksi atau berKompasiana secara umum. Kesaksian ini saya buat dengan sejujur-jujurnya berdasarkan pengalaman sendiri, jika ada kemiripan kisah dan kelakuan pada riwayat K’ers yang membaca ini, maka....(saya juga tak tahu mau bilang apa). Sama-sama kita belajar, yuk. 

Akhirnya, mari menyambut perubahan tahun tanpa berlebih-lebihan apalagi lupa diri, semoga tahun depan semua K’ers sehat dan terus berkarya, berbagi dan berinteraksi secara riang gembira ceria dan bahagia senantiasa seperti pesan Om Ninoy. Admins juga sama, sehat dan gembira ria, jangan kecil hati karena dikritik ya. Dan, kita semua selalu cinta Indonesia, siapa pun presidennya!

Pada kesempatan ini, tulus hati saya meminta maaf jika terjadi salah-salah cerita dan salah-salah komentar pada lapak kawan-kawan K’ers sepanjang tahun 2015.

Selamat pagi semua, salam!

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun