Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber] Bulan Mati di Hati Rheinara

14 November 2015   10:40 Diperbarui: 14 November 2015   11:22 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku harus bicara dan menunjukkan arah kemana semua ini harus berakhir.

“Kenapa kau kembali?,” tanyaku lagi. Kali ini lebih tenang. Lebih pelan.

“Gie?”

“Aku tidak kembali.” jawab Gie tanpa menoleh sedikit pun.

Jawab dingin yang membuatku makin terluka, membuat hatiku makin berdarah.

“Ran, untuk apa kau membawa Gie ke sini?,”

“Hmmm...aku tidak suka melihat kau menangis. Aku merindukanmu tersenyum. Tapi aku tahu, aku tidak pernah bisa membuatmu tersenyum. Aku bukan yang bisa membuatmu merapal harapan pada bulan mati di balkon ini, Rheinara.”

“Jadi sudah dua bulan ini, aku mencari dimana Nugie. Aku mengajaknya kembali karena hanya dia yang bisa membuatmu tersenyum. Walau itu harus dengan merelakan hatiku nelangsa.”

“Jadi, kau menyiapkan rencana membawa Gie ke sini sesudah meminta aku sudi memberi sedikit ruang di hatiku. Kau masih waras Ran?,” balasku kembali ketus.

Ran terdiam. Seperti Gie, ia menatap kota di bawah sana dengan mematung.

Kami terdiam. Angin malam yang berhembus lebih dingin dari biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun