Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sisi Dalam "Teks Sadomasokis" Pebrianov-Desol Kepada Kita

22 Agustus 2015   13:00 Diperbarui: 22 Agustus 2015   13:27 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Naluri dasar yang mengajukan pemberontakan terhadap normalitas yang merepresi naluri dasar itu lewat semesta aparatus ideologis peradaban modern.

Maka ini, suka atau tidak, adalah satu "keganjilan yang kita rayakan". Maksud saya, oleh pergulatan kata-kata, kita sedang dibawa oleh gairah sadomasokis ala Pebri dan Desol pada sebuah ruang dalam sisi paling subtil, intim, (privacy) yang kita tolak secara terbuka namun diam-diam kita ruwat dengan kain hitam yang diberi wewangian bersama mantra.

Lalu semua itu akan akan keluar, tumpah mengalir serta merta begitu ada kesempatan yang memungkinkan bersuka cita dengan menggunakan tubuh orang lain ( baca : pergulatan Perbianov dan Desol ?).

Jadi, Pebri dan Desol, dengan cara mereka yang “vulgar dan bergairah dengan belati, darah dan kenikmatan yang berpuisi” itu telah menghantar kita tiba pada sebuah ruang dalam (privacy) yang makin secara nyata kita sembunyikan, namun dalam interaksi kata nan virtual, kita rayakan secara sukarela. Sadar atau tidak, mereka telah menumbalkan dirinya untuk menunjukkan masih ada api abnormal dalam diri setiap kita yang “menyembah rasa sakit untuk kenikmatan”.

Kita menggunakan tubuh kata mereka untuk bergembira ria, merayakannya serupa berjumpa oase di padang pasir intimitas yang gersang. Jadi kita harus berterima kasih kepada mereka.

Seperti itukah ? Sekali lagi, saya melihat dari posisi penonton, bukan aktor utama.

Bisa jadi, bisa tidak jadi.

Sebagai ilustrasi tentang kemungkinan bisa jadi, agar kita tidak terkurung dalam semata pengalaman seksual (baca : persetubuhan), maka kategori sado masokis itu kita pindahkan kehadirannya pada ruang kehidupan yang lebih luas dari perkara ranjang.

Dalam ranah politik misalnya, para politisi yang sado masokis, diam-diam merayakan kebahagiaan yang samar ketika menyaksikan orang-orang kecil datang ke bilik suara dan memiliih mereka yang sudah mengkhianatinya berjuta kali. Atau, merasa bahagia ketika lawan politiknya dihancurkan dengan cara yang tiada kenal ampun hingga tanpa sisa dan jejak.

Dalam ranah ekonomi, pribadi yang sado masokis menyukai kehancuran sebuah bangsa karena aksi terorisme moneter yang mereka kendalikan sembari saat yang bersamaan menawarkan persahabatan. Rasa sakit korban terorisme ekonomi itu adalah rasa nikmat yang serupa vampir bertemu darah segar.

Singkat bahasa, ada rasa bahagia yang membuncah ketika melihat sesama menderita dalam batas yang tak bisa dijelaskan lagi. Inilah gairah sado masokis yang bermutasi menjadi energi hidup ranah hubungan sosial yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun