aku memandang wajah pualam mu
begitu angkuh sekaligus halus
tak tergores kata-kata yang ku ucapkan padamu
tak habis ku berpikir
bagaimana keindahanmu bisa teripta
di balik ilalang derita
aku tak berani lagi mendekat
kau terlalu berharga
kau terlalu sempurna
kugenggam erat hatimu yang seterang rembulan
kurapatkan pada hatiku yang masih pualam
mencoba menyatukannya menjadi keindahan
KITA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!