Mohon tunggu...
Tuti Nurbiani
Tuti Nurbiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya Tuti Nurbiani seorang mahasiswa semester 5 jurusan sistem informasi yang sedang mengiikuti program pertukaran mahasiswa merdeka batch3 di Telkom university.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Patung Arca Agastya

12 November 2023   23:41 Diperbarui: 12 November 2023   23:57 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Museum SriBaduga Bandung

 Arca Agastya ini merupakan tinggalan arkeologis masa klasik dengan latar belakang Agama Hindu yang digambar secara antropomorfik. Arca Agastya ini memiliki ukuran panjang 40 cm, lebar 24 cm dan tinggi 82 cm dengan menggunakan bahan batu andesit. Kondisi arca saat ini terawat namun bagian kepala sudah tidak utuh.

Agastya merupakan salah satu tokoh dari agama Hindu yang bertugas menyebarkan agama Hindu, oleh karena pengabdian Agastya menyebarkan agama Siwa maka Agastya dikenal sebagai salah satu aspek dari Dewa Siwa atau Siwa Mahaguru. Di Indonesia, Arca Agastya sering kali ditemukan pada candi Hindu dan menempati relung candi sisi selatan misalnya Arca Agastya di Candi Prambanan. Hal tersebut berkaitan dengan penyebaran agama Hindu ke arah selatan (dari India). Agastya dianggap sebagai salah satu dari keluarga Dewa Siwa, sehingga dalam konfigurasi penempatan arca Agastya termasuk ke dalam Parswadewata bersama dengan Arca Siwa, Durga dan Ganesha. Agastya umumnya digambarkan sebagai tokoh yang memiliki perut besar (buncit), memiliki janggut panjang, berkumis, dengan abharana (pakaian dan perhiasan) yang sederhana. Arca Agastya juga dapat digambarkan dengan perut yang ramping serta tanpa jenggot dan kumis. Hal tersebut berkaitan dengan status dan peran Agastya sendiri. Arca Agastya yang ramping memiliki peran menjaga kahyangan Siwa bersama dengan Ganesa. Arca Agastya dengan perut ramping dapat dijumpai di Dieng, Candi Banon, dan Candi Sambisari. Ciri-ciri atribut yang umum pada Arca Agastya adalah senjata dibawa dikedua tangannya berupa kamandalu (sebuah kendi tempat penyimpanan air suci) dan aksamala (tasbih/untaian manik-maik) dan trisula (sebuah tongkat yang memiliki tiga ujung yang difungsikan untuk mengusir kekuatan-kekuatan jahat atau sebuah tongkat gaib untuk melawan setan serta sekaligus sebagai penjaga aktivitas dari perputaran jagat raya) yang berada disampingnya menempel pada stela (bagian belakang yang menjadi sandaran arca). Di Jawa, penggambaran Arca Agastya ada yang tunggal dan juga ada yang didampingi oleh dua orang pariwara (pendamping).

Arca Rsi pada umumnya digambarkan sebagai seorang laki-laki yang memiliki jenggot.Rsi ini adalah orang suci yang dianggap menerima wahyu dari Tuhan atau orang suci yang menyampaikan dan mengajarkan ajaran agama Hindu (Bagus, 1996:42).Misalnya salah satu Rsi yang terkenal dalam ajaran agama Hindu yakni Rsi Agastya.

Rsi Agastya adalah seorang pendeta yang sangat berjasa dalam penyebaran agama Hindu dari tanah India ke Asia Tenggara hingga ke Indonesia. Di Asia Tenggara Rsi Agastya memiliki julukan yang sangat terkenal yakni Pitasegarah karena jasa beliau yang sangat besar dalam penyebaran agama Hindu dengan mengarungi lautan yang sangat luas dan tidak kembali. Di India perjalan Rsi Agastya disebut dengan Agastya Yatra, karena perjalanan yang tidak mengenal lelah yang dikarenakan oleh jiwa pengorbanan suci yang dikuasainya dan tidak kembali keasalnya.

Dalam pustaka Purana dan Mahbhrata, diceritakan Rsi Agastya lahir di Kasi (Benares) sebagai penganut iva yang taat. Diceritakan beliau meninggalkan Kota Kasi menuju ke Selatan sebagai Dharmaduta menyebarkan agama Hindu. Di India Selatan (India Belakang), kemuliaan nama beliau menyebar luas sampai ke Indonesia sebagai penyebar agama Hindu.

Di Indonesia, peninggalan yang berkaitan dengan tokoh Rsi Agastya di wujudkan kedalam berbentuk perwujudan arca yang banyak ditemukan di candicandi khususnya candi yang diperuntukkan pemujaan terhadap Dewa iva.

Makna Perwujudan Arca Rsi Agastya

            Agastya merupakan salah satu perlambang kepercayaan dalam agama Hindu yang menggambarkan sosok seorang pangeran yang juga sekaligus seorang Brahmana. Hal ini bertolak dari argumentasi bahwa "dalam tradisi tulis dan lisan, proses masuknya pengaruh India pada umumnya diawali dengan legenda pengembara dari tanah India, yang kemudian mengawini putri bumi. Dari hasil perkawinan tersebut kemudian mereka menurunkan raja-raja yang berkuasa di wilayah yang didatangi. Di bumi Nusantara, legenda semacam itu diawali dengan kedatangan seorang Brahmana (Rsi Agastya) yang berasal dari India Selatan. Kedatangannya di Nusantara, konon lebih ditekankan pada kabar pembaharuan kearah terbentuknya sentralisasi politik di Jawa. Sejajar dengan legenda tersebut dikatakan seorang pangeran sekaligus Brahmana dari tanah India yang menyiarkan agama Hindu serta memperkenalkan huruf Jawa Kuno (Mansur, 2014:117). Pernyataan ini tentu tidak dapat disanggal lagi mengingat nama Rsi Agastya yang dikatakan sebagai pembawa dan sekaligus mengajarkan konsep ivaistik di Nusantara sangat terkenal hingga saat ini. Tidak hanya itu, kemuliaan Rsi Agastya juga dapat dilihat dari temuan Arca Agastya yang dapat dikatakan cukup signifikan di wilayah Indonesia.

Nilai-nilai sejarah objek pada patung arca Agastya mencakup aspek-aspek berikut yang dapat memberikan pemahaman mendalam tentang sejarah, budaya, dan kepercayaan Hindu:

Patung arca Agastya dapat memberikan informasi tentang periode sejarah tertentu ketika arca tersebut dibuat. Analisis gaya seni, teknik ukiran, dan bahan patung dapat memberikan petunjuk tentang perkembangan seni dan keahlian pada waktu tersebut.

  • Konteks Budaya dan Geografis:

Penelitian pada patung ini dapat memberikan wawasan tentang konteks budaya dan geografis di mana arca Agastya dibuat dan digunakan. Hal ini dapat membantu dalam pemahaman keberagaman budaya dan kepercayaan di wilayah tersebut.

  • Pentingnya dalam Konteks Keagamaan

Patung arca Agastya dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana masyarakat Hindu menghormati dan memandang penting tokoh mitologis seperti Agastya dalam konteks keagamaan. Patung ini bisa menjadi pusat perhatian dalam praktik pemujaan dan upacara keagamaan.

  • Pengaruh Seni Hindu

Seni Hindu memiliki ciri khas tertentu, dan patung arca Agastya dapat memberikan indikasi tentang pengaruh seni Hindu pada masa tersebut. Ini mencakup gaya ukiran, ekspresi wajah, dan posisi tubuh yang mencerminkan tradisi seni Hindu.

  • Peran dalam Tradisi Pemujaan dan Ritual

Arca Agastya memiliki peran dalam tradisi pemujaan dan ritual keagamaan. Nilai sejarah dari objek ini terletak pada bagaimana patung ini digunakan dalam berbagai upacara keagamaan dan bagaimana masyarakat mengaitkan simbolisme keagamaan dengan arca ini.

  • Pentingnya Agastya dalam Sastra Hindu

Sejumlah besar literatur Hindu mengandung referensi terhadap tokoh-tokoh mitologis seperti Agastya. Patung arca Agastya dapat memberikan pandangan tentang bagaimana deskripsi sastra menginspirasi seni rupa Hindu.

  • Pengaruh Terhadap Seni dan Kreativitas Kontemporer

Patung arca Agastya dapat memberikan pengaruh terhadap seniman kontemporer yang terinspirasi oleh tema-tema mitologis. Nilai sejarah objek ini juga dapat dilihat dalam cara patung ini mempengaruhi seni rupa modern atau kontemporer.

  • Jejak Migrasi Budaya dan Kepercayaan

Jika patung ini ditemukan di luar wilayah asalnya, ini bisa menjadi bukti migrasi budaya dan penyebaran kepercayaan Hindu. Hal ini bisa menjadi penting dalam meneliti hubungan budaya dan perjalanan ide-ide keagamaan.

Nilai sejarah patung arca Agastya juga terletak pada upaya konservasi dan pemulihan warisan budaya. Penelitian ini dapat membantu dalam pelestarian dan pemahaman lebih lanjut tentang seni rupa dan kepercayaan Hindu.

  • Konteks Sosial dan Politik

Kajian patung ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana kehadiran Agastya memengaruhi konteks sosial dan politik pada masa lalu, termasuk bagaimana masyarakat Hindu dan penguasa setempat berinteraksi dengan nilai-nilai ini.

Kesimpulan

            Temuan-temuan arca Agastya merupakan suatu bentuk penghormatan masyarakat Hindu pada jaman dahulu untuk menghormati sosok Rsi yang agung tersebut. Temuan Arca Agastya tersebut membawa atribut berupa Kamandalu yang dimaknai sebagai sebuah representasi dari tugas beliau yang membawa Tirta keadilan yang memiliki makna sangat dalam membawa pengetahuan suci rohani yang sanggup memberikan keadilan kepada manusia. Trisula memiliki makna sebagai sebuah symbol kekuatan atau sakti. Sedangkan Aksamala memiliki makna sebagai sebuah mata rantai ilmu pengetahuan yang tidak pernah habis dan selalu berputar. Dari penemuan-nemuan orkelogi tersebut dapat dilihat mengenai konsep teologi yang dibangun oleh masyarakat Hindu pada zaman dahulu yakni selain sebagai representasi dari Dewa Siwa, Rsi Agastya juga diposisikan sebagai Adi Guru atau guru yang utama dalam memberikan pembelajaran.

Referensi

  • Arca Agastya, artikel ini membahas warisan budaya benda islam 1M- 1500 SM (2022). Diakses pada 12 november 2023
  • Rakai Hino Galeswangi, Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang. Kajian arca Agastya bertubuh ramping koleksi Museum Mpu Purwa Kota Malang. (2021). Diakses pada 10 november 2023
  • Leonardo Kusuma, Mengenal Rsi Agastya: Murid Pertama Dewa Siwa dan Penyebaran Agama Hindu di Nusantara. (10 juli 2023). Diakses pada 11 november 2023 dari
  • Arca Agastya di Kompleks Sendang Kasihan. (2022). Diakses pada 12 november 2023
  • Ni Wayan Sri Rahayu dan Ni Made Sumaryani. Arca Rsi Agastya: Tokoh Legendaris Dalam Peradaban Hindu Di Nusantara (2021). Diakses pada 12 November 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun