Mohon tunggu...
Akhwat Bercadar
Akhwat Bercadar Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Seorang peminat leterasi dan kajian islami yang hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kala "Kesehatan" Terabaikan Oleh Para Capres

6 Februari 2024   04:39 Diperbarui: 6 Februari 2024   05:27 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada debat pemungkas Pilpres 2024, Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) menyatakan bahwa para calon presiden (capres) belum menyentuh akar permasalahan kesehatan yang bersifat sistemik dan struktural.

Founder CISDI, Diah Satyani Saminarsih, mengapresiasi para capres karena sempat membahas upaya promotif dan preventif untuk kesehatan, namun ia menyoroti bahwa upaya-upaya tersebut masih terbatas pada pendekatan secara individu. 

Menurut Diah, negara seharusnya bertanggung jawab untuk memberi perlindungan, menciptakan lingkungan yang mendukung, dan memfasilitasi masyarakat agar dapat menjalani gaya hidup sehat secara berkelanjutan.

Kritik Terhadap Fokus Para Capres

Kritik lain yang disampaikan oleh CISDI adalah bahwa para capres masih terlalu fokus pada masalah yang bersifat permukaan. Padahal, kesehatan adalah isu yang kompleks dan membutuhkan solusi yang bersifat kebijakan, bukan hanya melalui pendekatan medis seperti produksi jumlah dokter.

CISDI mengungkapkan bahwa pembahasan tentang kebijakan yang dapat memfasilitasi orang untuk hidup sehat seharusnya juga ditangani dalam debat tersebut. Sebagai contoh, CISDI menyarankan adanya kebijakan peningkatan harga makanan tidak sehat melalui penerapan pajak. Hal ini dapat mempengaruhi akses masyarakat terhadap makanan tidak sehat dan mendorong gaya hidup sehat.

Perlunya Kebijakan dalam Menyelesaikan Isu Kesehatan

Dalam menyelesaikan isu kesehatan, CISDI menekankan perlunya adanya kebijakan yang dapat memfasilitasi orang untuk hidup sehat. Salah satu contoh kebijakan yang disebutkan adalah kebutuhan akan sembilan jenis tenaga kesehatan dalam satu fasilitas kesehatan primer. Hal ini dapat membantu mentransformasi layanan kesehatan primer yang utuh dan terintegrasi.

Selain itu, CISDI juga menyoroti pentingnya kebijakan yang melibatkan isu kesehatan pada kaum perempuan. Mengingat kompleksitas yang dimiliki oleh kaum perempuan dalam menjalani kehidupan di dalam komunitas, kebijakan yang mendengarkan kebutuhan perempuan dalam mendapatkan layanan kesehatan berkualitas sangatlah penting.

Pemilihan Tiga Pasangan Calon Capres-Cawapres

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024. Pasangan pertama adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, disusul oleh pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan nomor urut 2, dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md dengan nomor urut 3.

Setelah serangkaian debat yang diselenggarakan oleh KPU, debat pemungkas Pilpres 2024 menjadi debat ketiga yang mempertemukan para capres. Tema debat tersebut meliputi isu pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.

Dalam keseluruhan debat yang telah dilaksanakan, CISDI berharap agar isu-isu kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan mendapatkan perhatian yang lebih serius. Isu kesehatan adalah isu yang kompleks dan memerlukan solusi yang bersifat kebijakan, bukan hanya pendekatan medis semata.

Kesehatan merupakan hal yang fundamental dan penting bagi kepentingan rakyat, sehingga diperlukan keberpihakan terhadap kebijakan yang mendukung terciptanya masyarakat yang sehat dan ekonomi yang mandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun