Mohon tunggu...
tuti handriani
tuti handriani Mohon Tunggu... -

nothing special, but always tryin to be difference

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Rohana Kudus tanpa Kartini

24 April 2011   04:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:28 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga ajalnya menjemput, dia masih terus berjuang. Termasuk ketika merantau ke Lubuk Pakam dan Medan. Di sana dia mengajar dan memimpin surat kabar Perempuan Bergerak. Kembali ke Padang, ia menjadi redaktur surat kabar Radio yang diterbitkan Tionghoa-Melayu di Padang dan surat kabar Cahaya Sumatera.

Demikian Rohana Kudus menghabiskan 88 tahun umurnya dengan beragam kegiatan yang menjadi kebanggan kaum hawa yang ia perjuangkan. Selama hidupnya ia menerima penghargaan sebagai Wartawati Pertama Indonesia (1974), pada Hari Pers Nasional ke-3, 9 Februari 1987, Menteri Penerangan Harmoko menganugerahinya sebagai Perintis Pers Indonesia. Dan pada tahun 2008 pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Jasa Utama.***

Rohana menghabiskan waktu sepanjang hidupnya dengan belajar dan mengajar. Mengubah paradigma dan pandangan masyarakat terhadap pendidikan untuk kaum perempuan yang menuding perempuan tidak perlu menandingi laki-laki dengan bersekolah segala. Namun dengan bijak Rohana menjelaskan:

"Perputaran zaman tidak akan pernah membuat perempuan menyamai laki-laki. Perempuan tetaplah perempuan dengan segala kemampuan dan kewajibanya. Yang harus berubah adalah perempuan harus mendapat pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Perempuan harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan."

Emansipasi yang ditawarkan dan dilakukan Rohana tidak menuntut persamaan hak perempuan dengan laki-laki namun lebih kepada pengukuhan fungsi alamiah perempuan itu sendiri secara kodratnya. Untuk dapat berfungsi sebagai perempuan sejati sebagaimana mestinya juga butuh ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk itulah diperlukannya pendidikan untuk perempuan.--wikipedia

*)Tulisan yang tak seberapa ini saya rangkum dari sedikit sumber, teruntuk teman-teman perempuan saya yang sekarang mulai berkutat di dunia jurnalistik (sebelumnya baru menjadi wartawan kurcaci di media kampus masing-masing): Septri Lediana, Meidella Syahni, Sonya Winanda, Adek Risma Dedees, Anies Zenevieva, dan Ivo Yasmine. Semoga terlahir 'Sunting Melayu' jilid II dari tangan dan pikiran cerdas nan kreatif kalian.. he

sumber: http://tutihandriani.blogspot.com/2011/04/hari-rohana-kudus-tanpa-kartini.html
========
@rukan panggung, 21 Apr 2011--tanggal ini juga bertepatan dengan ulang tahun (Alm.) kakak sulung saya yang semasa hidupnya telah menjadi pahlawan bagi adik-adiknya. Do'aku selalu untukmu.. uni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun