4. Karakter Tokoh Merasuki Pembaca
Salah satu hal yang disayangkan dalam menulis AU adalah tidak dapat membuat narasi yang panjang untuk menggambarkan suasana dalam cerita yang ditulis. Biasanya untuk menggambarkan perasaan para tokohnya maka dibuat fake tweet, fake WhatsApp story ataupun fake Instastory yang mana digambarkan bahwa tokoh dalam cerita tersebut sedang menuliskan perasaan atau curhatannya di media sosial agar suasana cerita lebih terbangun. Nah, sebagai penulis pastinya lebih tau bagaimana karakter tokoh yang dibangun. Salah satu upaya untuk menunjukkan seperti apa karakteristik ataupun watak dari tokoh yang ada adalah dengan konsisten memperhatikan cara typing atau penggunaan bahasa sehari-harinya dari tokoh tersebut saat chatting, post tweet, instastory, dan semacamnya.
Putri Azzahra mengatakan (18/6/2024) bahwa, "typing setiap orang itu berbeda-beda seperti cara ngomong setiap orang. Jadi kita harus sesuaikan dan inget-inget."
5. Unggah AU di Platform Andalan Gen-Z
Maksud dari platform andalan di sini adalah gunakan aplikasi yang sudah pasti terunduh di gawai para gen-z untuk mengunggah AU yang kita tulis yaitu aplikasi Instagram, TikTok, dan X/Twitter. Melalui aplikasi tersebut postingan yang kita unggah biasanya akan muncul ke beranda para pengguna terutama akun penggemar. Laman ini disebut juga dengan For Your Page (FYP), yakni berisi konten yang otomatis muncul berdasarkan tingkat ketertarikan dan minat pengguna.
"Up AU di sosial media yang gen-z biasanya udah punya dan lebih gampang disebarluaskan karena orang yang ga suka baca pun biasanya punya aplikasi ini dan akan terbiasa baca AU. Berbeda sama Wattpad, biasanya hanya orang yang suka baca saja yang punya." Kata Putri Azzahra (18/6/2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H