Mohon tunggu...
Tuti Trisnowati
Tuti Trisnowati Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Teacher, Bloger dan suka traveling. Menulis adalah salah satu cara untuk terus belajar, berkembang dan meningkatkan kompetensi diri.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memetik Satu Pelajaran Berharga dari Kisah Singkat Lalat yang Menumpang Unta

2 Juni 2023   15:22 Diperbarui: 2 Juni 2023   16:16 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar kisah unta dan lalat- dok.pri

Di sebuah gurun, ada seekor unta tampak kelelahan dan susah payah berjalan. Bila dilihat lebih dekat, di punggung unta tersebut ada lalat yang menempel.

Unta perlu tenaga ekstra untuk melewati gurun pasir itu. Sementara si lalat yang menempel tidak kelelahan sedikitpun karena tidak mengeluarkan tenaga.

Kemudian, si lalat berkata bermaksud mengejek unta.

"Pak unta, terimakasih ya. Kamu telah membawa aku kemari dengan susah payah. Sampai ketemu lagi!"

Setelah melihat lalat itu sejenak, sang unta berkata: 

"Saat kamu menempel di badanku, aku sama sekali tidak tahu. Maka, kamu pergi dari sini juga tidak perlu memberitahu diriku. Di mataku kamu sama sekali tidak berbobot. Memangnya kamu siapa?"

===========================

Pelajaran apakah  yang bisa kita ambil dari sepenggal kisah di atas?

Ya, lalat tidak benar-benar melihat dirinya.

Karena itu  Jangan biarkan penilaian orang lain menentukan harga diri Anda!

Dalam kehidupan berat ringannya seseorang, berharga atau hinanya seseorang, baik  atau buruknya individu, bukan hanya diri sendiri yang menentukan patokannya. Hal tersebut tidak ditentukan oleh  diri sendiri. 

Seperti kisah unta dan lalat, ini memperingatkan  kita untuk tetap tenang dan rendah hati, serta berhenti terlalu khawatir tentang segala hal yang terjadi. Jangan pula sampai terjebak dalam dalam pikiran yang merugikan.

Kita perlu menyadari bahwa hidup di dunia ini singkat dengan tiap detik yang berharga. Karena itu kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin dengan menciptakan hari - hari penuh makna, membuat hari - hari menjadi bahagia dan  sejahtera.

Marilah kita menjalani hidup dengan kesadaran akan diri sendiri dan kesederhanaan. Jadikanlah kebahagiaan, kesejahteraan dan kebermaknaan menjadi tujuan kita. Dalam menjalani perjalanan hidup ini, belajarlah dari lalat yang menumpang unta, untuk mengenali  nilai diri, menghargai orang lain, dan menjadikan setiap langkah kita sebagai pijakan menuju hidup yang bahagia dan penuh makna.

Referensi; Motivasi Ary Ginanjar at instagram @ary.ginanjar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun