Bulan Ramadan adalah bulan yang didalamnya diturunkan Al Qur'an. Al Qura'an diturunkan sebagai petunjuk agar manusia dapat selamat di dunia dan kembali ke surga. Â
Al Qur'an juga merupakan mukjizat terbesar, karena Al Qur'an adalah kalamullah, berisi pesa dan perintah-perintah Allah yang dibawa langsung oleh malaikat jibril untuk disampaikan kepada umat manusia.
Apa hubungannya turunnya Al Qur'an dan perintah berpuasa?
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur. (Al Baqarah 185)
Perintah untuk puasa sebagai bukti rasa syukur manusia atas diturunkannya Al Qur'an. Dengan diturunkannya Al-Qur'an manusia sudah mendapatkan buku petunjuk jalan -peta agar tidak tersesat didunia dan dapat kembali ke surga.
Ramadan adalah bulan Qur'an, dimana aktivitas utama selama bulan ramadan selain berpuasa adalah memperbanyak interaksi kita dengan Al -Qur'an, lewat tilawah, tadarus dan tadabur Al Qur'an.
Puasa bukanlah tujuan, namun sarana untuk dapat bersyukur kepada Allah. Karena Allah yang memerintahkan kita berpuasa sebagai tanda syukur diturunkannya Al Qur'an. Perbanyak interaksi dengan Al -Quran, tidak hanya membaca namun juga memahaminya.
Sesungguhnya puasa dan al-Qur'an memberi syafa'at kepada pelakunya pada hari Kiamat.
Puasa berkata, "Ya Tuhanku aku telah menahan hasrat makan dan syahwatnya, maka berilah aku izin untuk memberikan syafa'at kepadanya.
Berkata pula al-Qur'an, "Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya dari tidur untuk qiyamullail, maka berilah aku izin untuk memberikan syafa'at kepadanya.
Nabi bersabda, "Maka keduanya diberikan izin untuk memberi syafaat." (HR Ahmad)