Â
ni'mal 'abd; innahuuu awwaab (Surat Shad, ayat 44)
Dialah (Ayyub) sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya).
Sering kita mendengar kisahnya, Nabi Ayyub merupakan teladan dalam bersabar terhadap kekurangan harta, sakit, dan lapar. Sebaliknya Nabi Daud serta Nabi Sulaiman merupakan teladan dalam bersyukur terhadap keadaan yang cukup harta dan sehat.
Keadaan yang demikianlah  yang kita alami ketika di bulan Ramadhan, bukan begitu?
Pada siang hari kita bersabar menahan lapar dan haus. Saat tiba waktu  Magrib tiba kita diperbolehkan makan dan minum sehingga tubuh ini kembali kuat dan bugar. Maka kita berlekas menuju shalat tarawih sebagai wujud syukur karena nikmat ini.
Alangkah indahnya bukan bulan  Ramadan ini, bulan ketika siangnya penuh dengan sabar dan malamnya penuh dengan syukur.
Dan diantara keutamaan  puasa di bulan ramadan dan beribadah di malam harinya adalah dapat menghapus semua dosa. Seperti dijelaskan dalam hadits berikut ini;
Syahru romadhana syahrun kataballahu 'alaikum shiya mahu, wasanantu lakum qiya mahu, faman shamahu waqa mahu iimnaw wahtisaban khoroja min dzunubihi kayawmi waladathu ummuhu.
Artinya: "Bulan Ramadan adalah bulan yang Allah telah wajibkan atasmu berpuasa, dan aku mensyariatkan bagimu ibadah pada malam harinya. Maka barang siapa yang berpuasa dalam bulan Ramadan dan beribadah di malam harinya karena iman dan mengharap ridho Allah, maka dihapuslah semua dosa-dosanya sebagaimana seorang bayi yang baru keluar dari perut ibunya." (HR. Ibnu Majah dan Al-Baihaqi).
#catatan Ramadan 1444H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H