Kondisi yang menjadi latar belakang masalah rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik pada pembelajaran biologi sebagai berikut:
- Penggunaan buku ajar yang belum tepat.
- Rendahnya minat dan kemampuan membaca peserta didik.
- Miskonsepsi yang dimiliki peserta didik pada materi biologi
- Miskonsepsi guru terhadap pembelajaran berbasis literasi yang menganggap asal menyajikan satu bacaan yang memuat materi sudah mengembangkan literasi padahal bacaan literasi yang baik adalah bacaan yang merangsang berkembangnya kemampuan pemecahan masalah menggunakan metode ilmiah.
- Pembelajaran yang tidak kontekstual misalnya pengambilan contoh masalah yang diajukan dalam pembelajaran kurang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik sehingga peserta didik kurang tertarik atau kurang termotivasi dalam belajar.
- Lingkungan dan iklim belajar yang kurang mendukung pengembangan kemampuan literasi sains peserta didik.
- Daya dukung infrastruktur sekolah masih kurang dalam upaya untuk mengembangkan kemampuan literasi peserta didik misalnya masih terbatasnya jumlah sumber bacaan di perpustakaan, tidak tersedianya jaringan wifi internet yang memadai untuk mengakses internet.
Praktik pembelajaran ini sangat penting untuk dibagikan karena:Â
Sebagian besar guru mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahan yang saya hadapi
Praktik pembelajaran ini bisa memotivasi saya sendiri untuk mendesain pembelajaran yang kreatif dan inovatif
Praktik pembelajaran ini bisa memotivasi guru lain dalam hal mendesain pembelajaran yang kreatif dan inovatif
Praktik pembelajaran ini bisa menjadi referensi dan inspirasi guru lain bagaimana cara mengatasi permasalahan pembelajaran ini.
Adapun peran dan tanggung jawab saya dalam praktik pembelajaran ini adalah sebagai guru yang bertanggung jawab dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan tuntutan abad 21 yaitu kreatif, inovatif, menantang dan menyenangkan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan bisa meningkatkan rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik pada pembelajaran biologi.
Berdasarkan hasil kajian literatur dan kajian wawancara, penyebab dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yaitu rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik pada pembelajaran biologi :Â
- Pesera didik kurang aktif dalam pembelajaran karena tidak terbiasa dengan pembelajaran student centered.
- Pembelajaran belum bersifat kontekstual
- Peserta didik mengalami miskonsepsi
- Materi pada proses pembelajaran tidak disajikan dalam bahan bacaan yang merangsang berkembangnya kemampuan literasi.
- Guru belum mengembangkan kemampuan literasi dan strategi berliterasi yang benar dalam pembelajaran.
Tantangan yang saya hadapi dalam meningkatkan rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik pada pembelajaran biologi dalam materi Perubahan Lingkungan dengan menggunakan model PBL (Problem based learning) diantaranya:
- Menciptakan suasana pembelajaran yang student centered sehingga di pilih model PBL (Problem based learning).
Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan inovatif yang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik materi pembelajaran mampu menarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran.
- E-LKPD ydang dibuat dengan menggunakan media canva selanjutnya di pindahkan LKPD tersebut ke Liveworksheet (E-LKPD) dan berbentuk langsung pembuatan dan pengisiannya, sehingga ada beberapa peserta didik yang terkendala dengan jaringan dan tidak memiliki kuota.
- Membuat Modul yang sesuai, dan dalam penyusunan modul tersebut membutuhkan waktu dalam penyusunannya.
Penggunaan model dan metode pembelajaran yang tepat sehingga mampu meningkatkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
Penyusunan soal HOTS yang mengasah kemampuan literasi sains peserta didik.
Yang terlibat pada praktik pembelajaran:Â
- peserta didik sebagai sentral dalam proses pembelajaran
- guru sebagai fasilitator
- dosen dan guru pamong sebagai pembimbing dalam proses pelaksaan pembelajaran PPL
- rekan sejawat yang membantu terlaksananya kegiatan ini.
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut adalah sebagai berikut: Â
- Berkaitan dengan suasana pembelajaran : Guru menciptakan suasana pembelajaran yang student centered sehingga di pilih model PBL (Problem based learning).
- Berkaitan dengan penggunaan media : guru harus kreatif dalam memilih media ajar yang baik dan tepat. Guru dapat menggunakan media pembelajaran berupa powerpoint interaktif, tentang materi perubahan lingkungan, guru juga dapat mengkolaborasikannya dengan menggunakan media berbasi TPACK dimana guru menayangkan sebuah video pembelajaran kemudian peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap video pembelajaran tersebut. Melalui gambar dan video pembelajaran yang ditayangkan dapat memudahkan peserta didik dan guru memahami dan menyampaikan  materi pembelajaran,menyelesaikan masalah kontektual dan menemukan solusi dari permasalahan yang terjadi dilingkungan.
- Dalam penggunaan E-LKPD ydang dibuat dengan menggunakan media canva selanjutnya di pindahkan ke Liveworksheet  secara online proses pembuatan dan pengisiannya, sehingga harus tersedia jarinagan dan kuota untuk guru dan peserta didik agar tidak terkendala dengan jaringan dan kuota. Pada saat pelaksanaannya yang mengisi E-LKPD dalam kelompok hanya perwakilan nya saja dan guru menyediakan Print out LKPD untuk mengantisifasi jika jaringan benar-benar hilang.
- Menyusun modul yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai sesuai dengan kriteria penyusunan modul yang benar.
- Berkaitan dengan penggunaan model pembeljaran: dalam hal ini guru menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran problem based learning (PBL) yang terdiri dari 5 fase/tahapan. Aktifitas dan proses pembelajaran disususn berdasarkan tahapan PBL.
Berkaitan dengan penilaian : guru harus melakukan penilaian secara keseluruhan baik dari ranah kognitif, apektif dan spikomotorik yang dituangkan dalam instrumen yang lengkap mulai dari kisi-kisi soal, indikator ketercapaian, dan rubrik penilaian sesuai dengan tujuan meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik dengan pembiasaan soal HOTS.
Strategi yang dilakukan adalah dengan cara:Â
Merancang perangkat pembelajaran meliputi RPP untuk penerapan model pembelajaran berbasis masalah yaitu problem based learning, E-LKPD, modul ajar, media dan perangkat penilaian.
Mempersiapkan fasilitas yang dibutuhkan
Mengkoordinasikan peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat dalam PPL
Melaksanakan PPL sesuai dengan jadwal.
Proses Â
Proses pembelajaran berdasarkan model pembelajaran problem based learning (PBL) yang terdiri dari 5 fase/tahapan, yaitu
- Mengorientasikan siswa pada masalah
- Mengorganisasi siswa untuk belajar
- Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Menganalisis  dan    mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan guru menghasilkan pembelajaran yang efektif antara lain:
 Penggunaan model pembelajaran problem based learning membuat siswa termotivasi untuk belajar dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional yang selama ini sering digunakan sehingga dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam berliterassi sains, mulai memahami bacaan, menuangkan ide berupa tabel/diagram/ tabel dalam proses pembelajaran dan memecahkan soal yang HOTS.
- Pemilihan Model Pembelajaran dengan tepat akan membuat kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sangat meningkatkan kreatifitas peserta didik saat proses pembelajaran sehingga peserta didik lebih semangat untuk belajar.
- Dalam penerapan dan penggunaan media pembelajaran yang berbasis aplikasi, sangat membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang dibuktikan dengan keterampilan dan hasil belajar peserta didik yang meningkat. Hal ini terlihat dari indikator keaktifan siswa yang meningkat dibandingkan dengan sebelum menggunakan model PBL. Walaupun masih ada beberapa orang siswa masih tidak terlalu terlibat aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.
- Dampak penerapan model pembelajaran problem based learning dan penggunaan media berbasis TPACK bagi guru adalah dapat membantu guru menyampaikan materi lebih mudah dan kegiatan pembelajarannya tidak monoton.
Dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan strategi tersebut, respon dari lingkungan sekitar seperti peserta didik, kepala sekolah,teman sejawat memberikan respon positif, di antaranya:Â
Respon dari Kepala sekolah, Untuk  kegiatan pembelajaran sebagian besar sudah sinkron antara RPP dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Respon teman sejawat, proses pembelajaran sudah sesuai dengan RPP, guru yang bersangkutan memiliki keinginan untuk menerapkan kegiatan pembelajaran seauai dengan mata pelajarannya.
Respon dari siswa, mereka menyukai kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan karena kegiatannya seru dan tidak membosankan bagi mereka.
Faktor keberhasilanÂ
Dukungan kepala sekola, rekan sejawat dan semua pihak yang turut membantu dalam proses kegiatan pembelajaran ini.
Pengusaan guru terhadap media pembelajaran, metode, model dan langkah-langkah pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat.
Faktor ketidakberhasilanÂ
- Pengambilan video yang belum maksimal
- Penggunaan alokasi waktu yang belum optimal
- Sarana dan prasarana yang digunakan saat pembelajaran masih perlu dipesiapkan.
Pembelajaran yang saya dapatkan dari aksi ini adalah :Â
Dari kegiatan ini ternyata saya dapat mendesain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inovatif dan membuat media berbasis TPACK.
Pengaruh yang besar dari penggunaan model pembelajaran inovatif serta penggunaan media berbasis TPACK dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dibuktikan dengan menggunakan model dan media tersebut aktivitas pembelajaran terasa lebih menyenangkan serta dapat meningkatkan keterampilan literasi sains peserta didik, mengasah kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal HOTS yang dibuktikan setelah pembelajaran peserta didik mengalami peningkatan hasil belajar.
Dari pembelajaran yang dilakukan pada saat PPG mendapatkan banyak pengalaman baru, dan menjadi bekal bagi saya untuk diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, semoga pembelajaran sehari-hari semakin efektif, dapat mencerdaskan anak bangsa dan mengajar lebih baik lagi.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H