Terpilihnya Provinsi Jawa Barat menjadi ikon pada perhelatan The International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2022 merupakan angin segar bagi UMKM dan produk ekonomi kreatif Jawa Barat. Ini merupakan simbol bahwa dalam pameran terbesar se-Asia Tenggara ini, Provinsi Jawa Barat secara khusus menjadi ikon dengan mengusung potensi seni dan budaya ekonomi kreatif, utamanya sektor kerajinan dan pariwisata. Hal tersebut terlihat dari dengan kehadiran Paviliun besar di pintu utama dengan menampilkan 335 produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Jabar yang berorientasi ekspor. Secara keseluruhan, Inacraft 2022 kental dengan nuansa kejawabaratan (Jabarprov.go.id 24/3/2022).
Beberapa jenis produk ekonomi kreatif dari Jawa Barat yang rencananya digunakan sebagai souvenir adalah jam tangan kayu dan radio kayu. Jam tangan kayu dan radio kayu karya UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) Jawa Barat tersebut nantinya akan diberikan sebagai souvenir kepada Delegasi Presidensi G20.
Jawa Barat dengan 27 Kabupaten dan Kota dengan ribuan UMKM dengan produk ekonomi kreatif yang beraneka ragam sangat berpeluang meningkatkan ekonomi kerakyatan. Jadi dengan terpilihnya produk ekonomi kreatif Jawa Barat sebagai souvenir tersebut jelas akan memicu UMKM untuk terus berinovasi dan berkreasi sehingga produk UMKM Jawa Barat bisa menembus pasar ekspor.
Produk UMKM Jawa Barat memang sebagian besar merupakan turunan dari kain. Namun produk yang terbuat dari bahan kayu dan logam juga cukup banyak. Sebagai contoh daerah Cibatu, Cisaat, Sukabumi merupakan pengrajin logam seperti golok, pisau, sangkur dan sebagainya yang terkenal sejak puluhan tahun lalu. Ini merupakan aset lokal yang perlu dipertahankan oleh pemerintah setempat.
Selain Sukabumi, kabupaten lain seperti Cianjur, Tasikmalaya, Garut dan lain-lain juga memiliki produk ekonomi kreatif yang tidak kalah baiknya. Tasikmalaya misalnya, sejak tahun 1926 sudah memiliki produk ekonomi kreatif yaitu Payung Geulis. Payung Geulis merupakan ikon dari Kota Tasikmalaya keberadaannya hampir punah.Â
Pada masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1926 Payung Geulis biasanya digunakan oleh none-none Belanda. Sebenarnya Payung geulis yang terbuat dari bahan kertas dan kain ini pernah jaya pada era 1955 sampai 1968. Namun masa kejayaan itu berangsur-angsur surut setelah pemerintah pada tahun 1968 menganut politik ekonomi terbuka. Sehingga payung buatan pabrikan dari luar negeri masuk ke Indonesia. Hal ini dampaknya sangat dirasakan oleh para pemgrajin payung geulis khususnya dan UMKM Tasikmalaya pada umumnya. Namun dengan adanya UMKM kerajinan Payung Geulis tersebut mulai bersinar kembali sejak tahun 1980-an sampai sekarang.
Dengan dipilihnya Jawa Barat menjadi ikon The International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2022, ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi UMKM Jawa Barat untuk bersaing secara global. Oleh karena itu keseriusan pemerintah provinsi Jawa Barat mendorong UMKM Jawa Barat segera go digital sehingga akan mampu bersaing di era digital ini tanpa ada hambatan.
Peluang
Perhelatan The Internasional Handicraft Trade Fair (Inacraft) Tahun 2022 dan menjadikan Jawa Barat  menjadi Ikon merupakan peluang besar yang harus ditangkap diantaranya pertama, pemulihan ekonomi di 27 kabupaten dan kota yang ada di Jawa Barat yang sempat mengalami penurunan akibat Covid-19.
Kesempatan terpilihnya dua produk karya inovatif dan kreatifitas UMKM Jawa Barat berupa jam tangan dan radio dari kayu berpeluang mendatangkan investasi dari negara-negara delegasi G20 di mana Indonesia menjadi Presidensinya. Dua buah souvenir produk ekonomi kreatif ini akan menjadi referensi bagi para delegasi yang hadir di perhelatan G20, sehingga peluang pemerintah daerah Jawa Barat selain bisa mendatangkan investasi, produk tersebut juga bisa dipasarkan melalui markerplace dan media sosial sehingga bisa menembus manca negara tanpa harus.