Selasa pagi, 8 Juni 2010 kami harus menelan pil pahit karena 3 di antara kami harus pulang dengan tangan kosong. Dengan demikian, jumlah juara berkurang menjadi 44 orang saja.
Dibacakan oleh Pak Taufik (dosen ITB), nama-nama para pemenang pun diumumkan. Kami ber 44 mengucap syukur tiada terkira karena akhirnya resmi menjadi juara. Usai istirahat panitia lalu membawa kami berkeliling Jakarta untuk menikmati "panasnya" udara Ibu Kota.
Di TVRI (Rabu, 9 Juni 2010 pukul 15.00), acara penyerahan hadiah Sayembara yang kami ikuti ditayangkan secara live. Kami dihibur oleh alunan suara emasnya Samuel & Delon. Hadir pula Mba Yessi Gusman dalam kesempatan itu.
"Dalam waktu dekat anakku akan ke Tokyo..." ucap Mba Yessi saat berbincang sebentar bersamaku. "Selamat ya, semoga cepat selesai!" Kuamini harapan sang bintang Gita Cinta SMA itu.
Legalah sudah jiwa; acara demi acara telah berjalan sesuai rencana. Bapak Fasli Djalal, selaku Wakamendiknas sempat menghadiahi kami NEGERI 5 MENARA dan menghadirkan sang penulisnya (Mas Fuad) ke tempat kami.
Hari itu (10/6)Â disaksikan oleh awan bergumpal-gumpal di langit dan angin Jakarta yang panas, aku berniat akan terus mengasah pena untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa melalui karya sastra dan terima kasih kusampaikan tiada putus kepada segenap keluargaku, guru-guruku khususnya Bapak Rustam, Bapak Sutarno, Ibu Maryamah, Ibu Siti Maryati dan Ibu Tentrem yang semuanya menjadi bagian dari kisah yang kutulis, rekan-rekan sejawat di SMA Negeri 1 Sigaluh, dan seluruh sahabatku di IDEC-Hiroshima University.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H