Mohon tunggu...
Turyanto Sanmukmin
Turyanto Sanmukmin Mohon Tunggu... -

Pewarta. Broadcaster. Suka mengikuti kabar ekonomi, humaniora, olah raga, dan kebijakan publik. Soal politik? Hanya tuntutan pekerjaan yang membuat harus selalu tahu.

Selanjutnya

Tutup

Money

Pungkil & Lemak Kakao, Bisnis yang Belum Tergarap

17 September 2011   00:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:53 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SIAPA sangka kalau selain biji kakao, pungkil dan lemaknya juga bisa menjadi pundi rupiah. Pengerjaannya sederhana dan tak harus diolah oleh pabrik besar. Petani atau yang ingin bisnis kecil-kecilan dari perkebunan kakao bisa melakukannya. Selama ini, petani hanya mendapat keuntungan Rp10.000 per 1 kg biji kakao kering. Padahal, petani bisa mendapatkan keuntungan lebih jika biji kakao dikelola menjadi lemak dan pungkil. Untuk 1 kg biji kakao dapat menghasilkan 3 ons lemak dan 6 ons pungkil. 1 ons lemak dihargai Rp5.000, sedangkan pungkil dihargai Rp2.500 per ons. Cara mendapatkan pungkil sangat sederhana. Biji kakao yang sudah kering dipanaskan dalam suhu 30 derajat celcius dengan menggunakan open pemanas. Setelah itu, biji ditekan dengan menggunakan mesin pengelola biji menjadi lemak. Dengan lemak yang didapatkan itu, petani dapat untung berlipat. Untuk 3 ons harganya Rp15.000, sedangkan pungkil Rp15.000. Berarti, bila 1 kg biji kakao diolah menjadi lemak dan pungkil, maka petani mendapatkan untung Rp30.000 per kg. Sayang, banyak yang belum mengetahui jika kakao juga menghasilkan lemak dan pungkil. Selain itu, ketersediaan mesin yang dapat memisahkan biji kakao dengan lemak dan pungkil juga sangat terbatas. Hingga sekarang, alat untuk pemisahan ini belum ada yang berkapasitas besar. Padahal, konsumen yang meminta lemak kakao sangat tinggi. Lemak kakao yang bentuknya seperti lilin tersebut, amat dibutuhkan oleh banyak perusahaan kosmetik. Selain itu, lemak kakao dibutuhkan untuk memperhalus kulit muka. Jepang adalah negara yang sangat membutuhkannya untuk kosmetik. Pungkil yang berbentuk ampas, juga bisa dijadikan campuran minuman kopi, ice cream, roti dan sebagainya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun