Mohon tunggu...
Kang Yana
Kang Yana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jujur adalah modalku

Simpel apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kurang Kesabaran Punca Azam Tidak Tercapai

3 Januari 2016   17:52 Diperbarui: 3 Januari 2016   18:43 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ramai Menginginkan Hasil Cepat Tanpa Mau Berusaha keras   

Setiap kali tiba tahun baru,manusia di pelosok dunia akan merasa teruja untuk menyambutnya dengan berbagai cara. Ada yang berkumpul beramai-ramai menantikan detik 12 tengah malam berlalu dan ada juga yang menyambutnya dengan menyanyi dan berpesta dari malam hingga ke pagi.

Sebagaian yang lain pula merayakan kedatangan tahun baru dengan cara lebih islamik dan sederhana seperti mengadakan sholat hajat,bersholawat serta mengadakan pengajian terbuka. Mereka melakukan semua itu karena menganggap kedatangan tahun baru adalah satu peristiwa penting dan bermakna dalam sejarah hidup mereka.

Persoalannya sekarang, adakah acara menyambut itu saja yang mesti diutamakan? Pada hakikatnya,suatu perkara yang tidak diendahkan ramai diantara kita ialah apakah sebenarnya yang di maukan untuk diri kita setiap kali tibanya tahun baru.

Keazaman membawa maksud kemauan, keinginan dan cita-cita yang kuat untuk mendapatkan sesuatu yang dihajati. Seseorang yang tidak mempunyai keazaman jitu,tidak mungkin akan memperoleh apa yang di impikannya itu. Tetapi perlu diingat,sebagai seorang yang beriman,janganlah kita lupa untuk menyerahkan hal keazaman itu kepada Allah SWT.

Itu bertepatan dengan Firman-nya yang bermaksud ; " Kemudian apabila engkau telah berazam,maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang bertawakal kepadanya." ( Surat Al-imran,ayat 159 )

Berubah Kearah Hidup yang Diridhoi Ilahi

Ramai yang berazam dengan berbagai perkara mau pun dengan tujuan apabila datangnya tahun baru. Ada yang mau berumah tangga,ada yang ingin mendapatkan pekerjaan baru,mobil baru,motor,rumah dan juga kesehatan dan lainnya. Mungkin ada juga yang meninggalkan perbuatan buruk yang sering dilakukannya karena mau berubah kearah kehidupan yang lebih diridhoi Allah SWT,atau mungkin berazam yang lebih dari apa yang pernah diperbuatnya dulu.

Ada juga yang berazam untuk bekerja dengan lebih rajin dan bersungguh-sungguh karrna maukan pengiktirapan serta bonus dari sang majikannya. Pada hakikatnya,tidak semuanya yang benar-benar komited untuk merealisasikan azam masing-masing.

Ada yang bersemangat tinggi pada mulanya,tetapi apabila masa berlalu dan karena faktor tertentu,menyebabkan dirinya semakin kurang bersemangat untuk mencapai azam yang dahulunya dibangga-banggakan itu.

Banyak sebab mengapa suatu azam itu tidak dapat dicapai,ialah tiada atau kurangnya kesabaran dalam diti untuk brrusaha secara bersungguh-sungguh. Ramai diantara kita yang maukan hasil yang cepat tanpa mau berusaha lebih dahulu. Contohnya,karena mau cepat menjadi kaya dan menikmati hidup mewah,ada yang sanggup melakukan perbuatan yang justru merugikan dirinya sendiri. Akibatnya,apabila perbuatannya terbongkar dan diketahui umum. Bukan saja mau yang didapat,bisa-bisa tidak sempat menikmati hasilnya itu karena harus menjadi penghuni penjara. (Lain halnya kalau seperti GT)

 Napsu Jadi Penghalang

Tidak dapat  kalau napsu adalah penghalang terbesar bagi setiap orang yang mau berhasil. Napsu memang sedia ada dalam diri kita dan akan senantiasa mengajak diri kita untuk meninggalkan perkara-perkara kebaikan. Sesungguhnya musuh yang tidak kelihatan dan tersembunyi adalah lebih bahaya pengaruhnya daripada musuh yang nampak nyata pada pandangan mata. 

Firman Allah SWT yang bermaksud; " Dan tidaklah aku membersihkan diriku,sesungguhnya napsu manusia itu sangat menyuruh melakukan kejahatan,kecuali orang yang telah diberi rahmat oleh tuhanku. ( maka terselamatlah ia daripada hasutan napsu itu. Sesungguhnya tuhanku maha pengampun,lagi maha mengasihani "(  Surat Yusuf,Ayat 53 )

Selalunya,orang yang gagal untuk mencapai impiannya itu karena mereka berusaha tanpa mempunyai perancangan yang sistematik. Usaha mereka adalah secara sembronoh dan tiada hala tujunya yang meyakinkan. Mereka merasa paling penting untuk mencapai apa yang dihajati adalah usaha tanpa memikirkan perancangan tersebut.

Pemikiran seperti itu tidak lain dan tidak bukan,lahir daripada ke egoan serta rasa takabur dalam diri. Ingatlah,jika kita gagal untuk merancang,maka kita marencang untuk gagal.

Setelah jatuhnya Empayer Turki Uthmaniah dulu,negara itu diperintah oleh pemerintahan yang mengamalkan sistem sekuler selama lebih kurang 80 tahun. Walaupun begitu,usaha memartabatkan semula umat islam di Turki dilakukan secara berterusan.

Jadi,jadikanlah keberhasilan itu sebagai pendorong kepada kita untuk mencapai  sesuatu yang kita azamkan. Biarlah selama mana pun mengambil masa,tapi dengan perancangan usaha dan tawakal,insya Allah apa yang diinginkan bisa tercapai

Sabar Dalam Berusaha

Caranya, sabar dalam berusaha. Kejayaan atau keberhasilan itu tidak akan datang bergolek begitu saja dihadapan kita. Ia memerlukan kesabaran tinggi dan usaha terus menerus sebelum kejayaan itu hadir untuk menggembirakan hati kita.

Kejayaan yang diperoleh setelah sabar mengarungi berbagai tantangan  dan cobaan adalah lebih manis rasanya,daripada kejayaan yang mudah didapat dengan cara salah,sebab kita akan menghargai kejayaan yang terhasil dari jerih payah tersebut. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad daripada Anas bin Malik,Rosulullah SAW bersabda," Kemenangan bersama kesabaran,melepaskan bersama kesusahan dan sesungguhnya bersama kesusahan itu ada kesenangan."

Sesungguhnya tiada kejayaan atau kemenangan dalam suatu perjuangan yang dapat dicapai tanpa di barengi strategi dan perancangan. Lihat saja baagaimana pemimpin dahulu membina negara ini sehingga berhasil menjadi negara yang besar dan menjadi iri kepada banyak negara di dunia

Semuanya adalah karena pemimpin dahulu telah meletakan satu visi perancangan yang jelas untuk dijadikan panduan oleh anak cucu sesudah mereka dalam usaha membangunkan negara ini.

Istiqomah adalah kriteria terpenting untuk dimiliki oleh orang yang beriman. Tidak ada gunanya kita mengaku beriman,tetapi apabila disuruh untuk terus berusaha sudah tiada istiqomah dalam diri sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun