Mohon tunggu...
sigit purwanto
sigit purwanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Saya jurnalis. Pemburu durian. Ketua durian traveler Indonesia

suka jalan-jalan. selalu mengamini di setiap persimpangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Adi Gunadi, Penemu Durian Lokal Sekelas Durian Musangking

24 Januari 2018   23:31 Diperbarui: 25 Januari 2018   09:36 4523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 "Ini dia" kata Adi Gunadi sambil memegang durian berkulit hijau. Matanya berbinar pak Adi seperti menemukan sebongkah emas murni. Sesekali ia timang, pelan ia hirup aromanya. "Hmm... Ini dia Durian andalan saya, Durian Empe."

Daging Empe berwarna oren dengan kerlingan lemak yang menggoda. Rasanyaaa. Beeeehh...!!!!  Gurih lemak beradu lembut di mulut. Yang istimewa sengatan pahit menggelitik indera pengecap. Pahitnya panjang lembut tak menghentak dengan rasa manis yang tak ketinggalan. Saya sampe terduyung menikmati lezatnya durian lokal dari pulau Kundur ini.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Karena pak Adi Gunadi dan teman-temanlah saya mengikuti tur ke pulau Kundur. Tak banyak orang Indonesia yang bolak balik ke Malaysia dan Thailand hanya untuk mengunduh rasa, menyelaraskan lidah dengan beragam durian yang kualitasnya di akui dunia.

"Saya tiap tahun ke Malaysia, Thailand bahkan tahun kemaren 5 kali saya ke Malaysia," kata beliau di sela tur.

Di Malaysia pula Adi gunadi mendengar kelezatan durian lokal pulau Kundur.

"Kami mendengar dari kawan kami bahwa di Kundur ada durian yang kualitasnya seperti di Johor, saya cukup terkejut agak sulit menemukan kualitas yang mirip di Johor. Kami kesini bisa dibilang eksplorasi mencoba mencari varietas lokal yang suatu saat bisa dikembangkan," kata Adi Gunadi

Kundur adalah sebuah pulau di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Dari Jakarta pulau ini bisa dijangkau lewat Batam lalu dilanjutkan kembali mengunakan speedboat ke pelabuhan Tanjung Batu Pulau Kundur.

Hari menjelang siang, ketika saya sampai di pelabuhan Tanjug Batu, pelabuhan kecil ini cukup ramai, harum aroma durian menyambut saat pertama kali saya menginjakan kaki di pulau yang letaknya "selempar galah" dari negara Singapura.

Dari pelabuhan Tanjung batu, mobil di pacu kebarat pulau Kundur, meninggalkan kota menuju desa Poyo Panjang. Sepanjang jalan kebun durian dan rambutan selang seling menjadi pemandangan kami.

Saya suka sekali dengan rumah milik Jonny chan. Rumah asri terletak di tengah kebun dan kelilingi pohon durian dan karet. Rumah berwarna putih selasarnya di penuhi beragam durian berukuran sedang.

Tanpa basa basi pemilik rumah langsung  menyuguhi beragam durian lokal Kundur. Rasany hmm... Hampir tak ada yang mengecewakan. Yang membuat istimewa durian lokal Kundur mempunyai daging berlemak lembut tanpa serat. Suana pun jadi gaduh saat durian berwarna kuning cerah di sajikan. "Ini green skin atau Che Puy," kata Jonny.

Hampir setiap peserta tur sibuk mengabadikan durian cantik ini. Soal rasa lagi lagi saya harus akui, durian ini istimewa. Selain penampilan, tekstur dan rasa durian ini juga istimewa. Dagingnya tidak terlalu berair lengket tapi lembut seperti eskrim. Sekali gigit sentuhan pahit hadir mengiring daging yang lumer di mulut.. hmmmm ......

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Secara turun temurun, selain karet berkebun durian sudah menjadi tradisi keluarga di pulau Kundur. Ahan Chen misalnya turun temurun keluarganya memelihara durian lokal seluas 2 hektar yang lokasinya tepat di depan rumah. Durian lokal ditanam bersama beragam buah unggulan lain seperti Dukuh dan Pulasan. Jadi, bila anda berkunjung ke Kundur selain durian anda bisa menikmati buah-buah eksotis ini.

Kedekatan geografis dengan Malaysia dan Singapura juga ikut merubah wajah kebun durian di pulau Kundur.

"Dulu sebelum perbatasan ketat, banyak warga Kundur punya usaha barang bekas di Malayisa dan Singapura kalau pulang ke Kundur mereka biasa bawa bibit durian atau kita mesan bibit ke mereka," kata bapak Ahan. "Saya beli bibit K24 sama mereka, lalu saya tanam di halaman," kata beliau menambahkan. 

"K24 itu MDUR 88 bang,"  kata  Ahan menimpali.

Dari jalur perdagangan turun ke lahan begitulah awal cerita kenapa kini di pulau kundur banyak terdapat klon durian Malaysia seperti Musangking. D24, Masmuar. D13 dan lain sebagainya.

"Iya mas di sini, di pulau Kundur durian intruduksi termasuk di Indonesia yang pohonnya paling tua. Di sini ada pohon Muangking yang usianya 30 tahun," kata Adhi Gunadi.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
"Ini MDUR 88," kata Jonny, sambil memegang durian cukup besar dengan kulit coklat keputihan. Mdur 88 punya daging kuning tebal memesona, begitu dikorek semburat daging oren melapisi kulit daging yang berwarna oren. Soal rasa.. Saya tak pernah merasakan durian dengan rasa seunik ini. Daging tebal berlemak sangat krimi dengan balutan rasa asam yang gurih. Lembut legit sedikit asam benar benar memanjakan lidah saya.

"Ayuuk ini terakhir," kata Adi Gunadi sambil menenteng durian andalannya Empe. Semburat oren langsung  terlihat begitu durian terbuka. Kulit arinya renyah begitu digigit. Daging selembut es krim lumer dalam sekali kecap. Rasa pahit dan manis langsung menjalar menjelajah rongga mulut. Rasanya mengingatkan saya akan sensasi kopi Luwak dari perkebunan Dampit yang pernah saya nikmati beberapa tahun lalu. Rasa yang tak pernah hilang selalu tinggal di lidah saya.

"Durian ini termasuk durian baik menurut saya," kata Adi Gunadi.

"Dagingnya kalau orang melayu bilang 'lemak' lembut tapi tidak terlalu becek, kadar airnya tidak terlalu banyak lengket tidak berserat. Biji besar atau tidak itu buat saya tidak terlalu penting selama dagingnya masih tebal itu masih masuk nominasi tapi rasa adalah penting. manis pahitnya. Ada balance yang baik kadang ada durian yang manis aja. Ada pahitnya kuat manisnya ketinggalan. Kalau ada katagori 'balance' yang baik kita kategorikan masuk seleksi kita rekomendasikan untuk dikembangkan,"

"Kenapa bisa diusulkan? Karena aroma, ketebalan daging dan rasa nya unik. Bisa menjadi alternatif yg masuk dalam katagori durian berkualitas selain musangking dan duri hitam," kata beliau.

Di Pantai Lubuk kami mengakhiri perjalanan di Pulau Kundur, deburan ombak, seruputan kelapa muda tak meleruhkan rasa durian Empe di lidah saya. Jalan masih jauh untuk bisa membuktikan durian Kundur bisa bersanding sekelas musangking atau Duri Hitam Meski jauh binarnya sudah terekam di lidah saya, sempurna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun