Mohon tunggu...
sigit purwanto
sigit purwanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Saya jurnalis. Pemburu durian. Ketua durian traveler Indonesia

suka jalan-jalan. selalu mengamini di setiap persimpangan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Joglo Kudus, Saksi Kejayaan Saudagar Santri yang Musnah

17 November 2017   11:03 Diperbarui: 18 November 2017   11:49 4294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
 Apa  yang ada lakukan bila diwarisi rumah joglo seharga 9 milyar, dijaga  atau dijual. Inilah dilema yang dialami pewaris rumah Joglo Kudusan  seperti Ullum, ia adalah  generasi ketiga yang  tinggal di rumah Joglo  Kudus.

Tak gampang mempertahankan rumah adat ini, meski sangat  mahal banyak sekali orang yang mencoba membeli rumah ini. Yang terjadi  memang demikian, banyak pewaris rumah Joglo  tergiur godaan para calo  dan menjual rumah adat mereka.  Hasilnya bisa dilihat sekarang, di Kudus  Barat yang dulunya  terdapat ratusan rumah adat kini  yang tersisa bisa  dihitung dengan jari. Dan keluarga Ullum mungkin adalah keluarga  terakhir yang tinggal di dalam rumah joglo.

Rumah Joglo Kudusan  adalah mahakarya seni yang dituangkan dalam bentuk rumah. Dibuat  dengan kayu jadi dengan ukiran yang sangat indah. Rumah Joglo Kudus   adalah  simbol kemajuan ekonomi para santri pedagang Kudus pada abad  18.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Bila terjual, rumah Joglo dibongkar dan dipindahkan, mungkin  tak mengapa kalau difungsikan kembali sebagai tempat tinggal tapi  kalau dijadikan museum pribadi tanpa ditinggali, meski dalilnya  konservasi saya kurang setuju, karena rumah tanpa dihuni, sama seperti  manusia tanpa nyawa, mati!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun