"Ahhh... kamu telat musim durian su habis di sini.Kalau musim durian harganya paling 3.000 rupiah. Buanyak sampe bingung kami makanya. Di sini juga belum masuk listrik jadi agak susah buat ngolahnya.. ya begitu aja paling diborong orang untuk di jual di kota Ambon"Â kata raja buria.
Dengan parang durian 5 bulat sempurna di buka, dagingnya putih seragam
Durian negri Buria rasa punya pahit melonjak. Tektur dagingnya kering dan sedikit berserat. Rasa pahitnya seperti "uppercut" yang membuat saya sempoyongan, 2 ruas durian sudah cukup untuk meng "KO" saya..
"Ini lagi"Â kata bapak raja.
"Sudah cukup bapak, sudah pusing saya"Â kata saya memelas...
"Hmmm masih ada.. di kampong Taniwel tempat adek menginap di situ masih ada, pak Syamsul dia asli orang bati. Dulu waktu suadaranya meninggal dia lagi dinas di Pulau Geser, begitu selesai di telepon tak sampe 5 menit dia sudah pulang di Taniwel. Ee.. padahal jarak kampong Taniwel itu bisa dua hari" kata pak raja serius..
Jadi adek-adek ini mau ke Kampung Bati di Seram Timur? Kata bapak Raja serius
"Iya bapak" kata saya." Kami rencananya ke Seram Timur dan pulau Geser"