Daerah di Selatan Jawa Timur, masih terasa asing di telinga saya. pesonanya sering kali terkubur oleh keindahan pegunungan Bromo, Kawah Ijen atau juga daerah Batu Malang. Tapi tahukah anda di selatan Jawa timur di lereng Gunung Semeru tersimpan diaspora beragam jenis durian unggulan nasional.
"Loh Mas, saya dapet durian Masmuar itu kawasan hutan loh, bukan perkebunan. Pohonnya sangat besar. usianya pasti di atas 30 tahun. Buahnya aja mencapai 400. Pokoknya kalau mau cari durian enak sampeyan ke selatan Malang sampe Lumajang, wah di situ banyak durian bagus-bagus," kata Mas Teguh Bolang Agro Malang.
Siang itu saya memang terhipnotis oleh cerita beliau. Di tepi kolam ikan sambil menikmati miracle fruit pemberian beliau saya seperti mendapat pencerahan ke mana saya harus pergi. Jujur sebelum sampe Kota Malang saya masih bingung ke mana harus mencari durian enak. Saya hanya punya satu referensi durian enak di daerah Jember dan itu jaraknya lumyan jauh sekitar 300km dari Kota malang.
"Kalau ke Jember bisa lewat situ, tapi ati-ati banyak durian Sumatera harus pintar-pintar pilih," kata Mas Teguh serius.
Tiga hari setelah pekerjaan saya selesai, mobil saya pacu ke selatan Kota malang. Masuk ke daerah selatan Malang mulai menunjukan keindahan alamnya. Jalan kecil mulus sedikit berkelok. Di sisinya ngarai Semeru terlihat asri dengan deretan pohon salak pondoh. Hampir sepanjang jalan saya lewati puluhan pedagang durian. Sambil menikmati indahnya lereng Semeru, mobil saya pacu pelan Satu persatu pedagang durian saya amati tak ada yang sreg. Saya memang agak waspada kali ini takut terjebak dengan durian Sumatera yang konon sudah mulai dijajakan.
"Satus Pak, iki enak loh dalemnya kuning," kata bapak tersebut dengan bahasa Jawa logat Maduraan.
 Ahh gigih juga orang Madura, saya tawar sampe 90.000 ribu saja tak bergeming.
"Yo wis pak bukain."
" Ini durian Bajul," kata beliau sambil mengbuka durian.
Durian Bajul punya kulit cukup tebal. Sang Pedagang juga terlihat kesulitan. Setelah berganti pisau, akhirnya durian bajul terbuka.
Aroma duriannya tipis tidak menyengat dengan daging cukup tebal. Yang menarik warna daging buah kuning keorenan dengan semburat warna merah bata di dalamnya. Rasanya cukup lembut, gurih dan sedikit pahit. yang cukup mengangu kulit buah yang menyelimuti biji tidak lembut dan cenderung keras. Syukurnya durian Bajul dagingnya cukup tebal seperti Montong jadi yah masih rekomendid untuk dinikmati.
Tertarik dengan ceritanya, sayapun mengajak beliau melihat pohon Si Bajul. Pohonnya terletak tak jauh dari jalan raya. Yang membuat susah, pokoknya terletak di kebun salak pondoh. Salah pijak, duri tajam siap menerjang telapak kulit. Pohon durian Bajul terlihat menjulang dengan tinggi sekitar 15 meter. Puluhan buahnya masih menggantung.
"Bijinya di ambil dari perkubunan di daerah Rocopolo, wah di sana mas duriannya bagus-bagus. Harganya juga lumayan nek Montong sekitar 200-an laah katanya. Nek mau ke sana, balik lagi ke arah Malang terus naik ke atas di desa."
Woow, selalu ada kejutan bila sedang berburu durian. Tak disangka di daerah terpencil ini ada perkebunan durian. Informasi seperti ini tak bisa diabaikan.