Jantung pisang saya potek, sobek sobek sampai sebesar jempol jari.rasanya. Yo ndak eunak sepetnyaa bukan main tapi lumayan lah.buat penawar dahaga.
“Masih jauhkah Mak” kata saya,
“Ndak tuh diatas” kata dia sambil menunjuk bukit dengan kemiringan 35 derajat.
Mmm...kepala saya sebenaranya sudah berat, Jalan sudah susah apalagi ambil gambar ngeblur semuaaa…ah apalagi teman da saya sudah sudah menyerah dan ijin balik kanan ketika Emak menunjuk bukit tersebut.
“Ah..kepalang tanggung yuk lanjutkan” kata saya dalam hati..
Medan cukup berat dengan ilalang setinggi dengkul menutupi jalan setapak, tanjakanya membuat bengke’n.Hampir setiap 500 meter saya istirahat, sambil jelalatan mencari buah hutan yang bisa dimakan.
“makan ini” kata donald kontributor tvone Bukit Tinggi yang ikut bareng dengan saya. Tanpa basa basi saya gares tuh buah hutan. alamak saya dikerjaaaiin, rasanya pahit kaya buah terong kecil “lenca” ceuk sunda mah..huakk langsung saya semburkan. Donald hanya tertawa terpingkal pingkal melihat mata saya sembab mau nangis..
Sebal, saya lanjutkan sendiri perjalanan saya.. sebagian warga sudah sampaai dilokasi, mereka teriak-teriak seperti Siamang di dalam hutan “ouoi..!!!! inyiak
Oiiuu…!!!!!
Setelah membelah rindang rumput hutan, beberapa menit kemudian saya sampe di lokasi..durian si Inyiak memang sangat besar diameter sekitar 3 depa orang dewasa melingkar. Dengan tinggi lebih dari 20 meter, Si Inyiak sedang berbuah lebat sekitar 100O buah bergelantungan diatas. Dibawahnya rumput liar kayaknya baru saja dibabat, disiangi agar durian yang jatuh mudah dicari.
“Ini lokasinya, jadi kalau kami panen durian di siko indak berani kami berdua, paling sedikit kami berlima menginap disini.
Masalahnyo masih banyak Inyiak disiko.kalau berdua berani mereka. Muncul..saya sering berebut dengan mereka..hush hush” kata
Pak Wen Paman Deni.
“Harimau beneran” kata saya
“Iyaah” kata pak Wen
Secara logika sih sangat mungkin mereka beradu dengan Macan. Durian si Inyiak terletak di tengah hutan yang masuk ke wilayah Bukit Barisan. Berpapasan dengan hewan buas seperti Macan dan Beruang adalah hal biasa buat mereka. Tapi yo.. rebutan durian ma macan ya.. yang bener saja, kalau saya punya durian satu truk terus macannya minta yo saya kasih..bukan satu semua sambil lari terbirit birit…
“Tapi memang kadang kami biarkan saja dia ambil berbagi kita” kata pak win.
“Tapi yang aneh kadang diawal musim seperti ini sering kejadian
Misalnya jatuh lima durian “gedabag gebug” jelaa sekali lokasi di tempat itu misalnya”, sambil menunjuk sebalah kanan pohon durian,
“Setelah kita cari tidak ketemu, hilang”
“Yang ambil Harimau” kata saya
“Iyaah tapi Inyiak yang lain”. kata pak Wen
“Inyiak yang lain”!! kata saya tak paham..
“Sudahlah jangan omongin itu”..kata dia pelan
“Hai Sigit, sini coba kita cek buahnya”, kata pak Win membuyarkan angan saya yang mencoba mencerna teka teki inyiak yang lain
“Eehhh belum enak ini, masih buah awal, buah buang”. kata dia, dengan memperlihatkan buah durian berwarna putih mulus. Benar saja ketika saya coba, tak ada rasa durian, rasanya mirip pokok kelapa muda renyah sedikit manis..
“Kita tunggu malam yah.” “What…!!!! tidak -tidak terimakasih menunggu durian di tengah hutan seperti ini, meski ramai saya tidak bisa membayangkan bertemu harimau, di kebun binatang saja saya takut
Apalagi di kandangnya ini..eee lebih takut ketemu Inyiak yang itu sang legenda di Sumatera Baraaatt..idiiih ampun.. terimakasih..mari pulang..
Ahh tea kebayang oiii jalan pulangnya…
Percaya atau tidak terserah, itulah Cerita yang saya dapatkan daerah Suliki kalau teman teman penasarn dan berani pengin membuktikan tinggal inbok saya.he22
Salam
Sigit purwanto
Jurnalis
Durian mania.