Biosensor dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan unsur biologis yang digunakan dan prinsip deteksinya:
Enzyme-Based Biosensors: Menggunakan enzim sebagai unsur pengenali, dan deteksi terjadi melalui perubahan yang disebabkan oleh reaksi enzimatis.
DNA-Based Biosensors: Menggunakan asam nukleat sebagai unsur pengenali, deteksi terjadi ketika terjadi hibridisasi antara target DNA dan probe DNA.
Immunosensors: Menggunakan antibodi sebagai unsur pengenali, dan deteksi terjadi ketika terjadi ikatan antara antibodi dan antigen.
Microbial Biosensors: Menggunakan mikroorganisme atau sel hidup sebagai unsur pengenali, dan deteksi terjadi melalui perubahan metabolik yang disebabkan oleh interaksi mikroorganisme dengan senyawa target.
Optical Biosensors: Deteksi terjadi melalui perubahan sifat optik, seperti fluoresensi atau absorbansi, yang dipicu oleh reaksi biologis.
3. Aplikasi Biosensor dalam Kesehatan
Biosensor telah menemukan aplikasi luas dalam bidang kesehatan, memberikan dampak positif dalam berbagai aspek:
Diagnostik Medis: Dalam pengujian darah, urine, atau cairan tubuh lainnya, biosensor digunakan untuk mendeteksi biomarker yang mengindikasikan adanya penyakit seperti diabetes, kanker, atau penyakit jantung.
Monitor Pasien dan Pemantauan Kesehatan: Biosensor digunakan untuk pemantauan tingkat glukosa dalam darah pada penderita diabetes, pengukuran kadar obat dalam tubuh, dan pemantauan parameter fisiologis seperti detak jantung dan tekanan darah.
Deteksi Infeksi dan Patogen: Dalam deteksi bakteri, virus, atau patogen lainnya, biosensor dapat memberikan hasil cepat dan akurat, memungkinkan tindakan pengobatan yang tepat waktu.