Mohon tunggu...
Turmuzi
Turmuzi Mohon Tunggu... Petani yang mencintai alam pedesaan -

Menulis sebagai aktifitas menyenangankan, bukan keterpaksaan\r\n\r\nPengelola blog www.turmuzitur.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kyai Kampung di Tengah Menjamurnya Ustad Seleb

27 Desember 2018   13:58 Diperbarui: 27 Desember 2018   14:17 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ceramah disampaikan tidak jarang menimbulkan kontroversi dan meresahkan  masyarakat. Materi dakwah cendrung tidak sehat, provokatif, Sara dan mengandung ujaran kebencian terhadap tokoh atau kelompok lain yang tidak disukai, jauh dari ajaran dan nilai - nilai keagamaan


Lebih parah, materi dakwah belakangan juga sudah mulai ditarik dan ditumpangi kepentingan politis meraih kekuasaan dengan mengutif potongan ayat Tuhan yang dinilai menguntungkan sebagai pembenaran dan memainkan isu Sara. Sehingga dimunculkanlah isu pemimpin anti dan pro agama Islam, kriminalisasi ulama, isu PKI dan beberapa isu lain.

Ceramah tidak sehat dan provokatif dari ustad seleb dan karbitan tersebut kemudian seringkali menimbulkan perselisihan dan polarisasi di tengah masyarakat, terutama masyarakat yang malas membaca dan melakukan croscek atas informasi diterima dalam bentuk teks maupun vidio, sangat mudah terprovokasi dan menjadi pelaku penyebaran berita bohong, main share dan copy paste

Pelabelan Islam radikal, komunis, pancasilais dan tidak pancasilais di antara sesama masyarakat merupakan puncak dari ceramah kontroversi dan provokatif ustad karbitan yang kalau meminjam bahasa Prof. Mahfud MD ustad macam itu sebenarnya tidak faham agama, tidak pernah ngaji. Ngajinya hanya dari majalah, media sosial YouTube, Facebook dan Twitter.

Kondisi tersebut diperparah dengan kecendrungan sebagian masyarakat, terutama generasi milenial, lebih senang mengikuti, mengutip, mempertontonkan dan menyebarkan ceramah ustad seleb dan karbitan, dengan materi dakwah yang tidak jarang tidak sehat dan menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. Tayangan beberapa media juga senang menghadirkan ustad, lebih karena sisi hiburan untuk dikomersilkan daripada penceramah yang memang benar - benar memahami ajaran agama secara lebih mendalam.

Mulai bermunculannya penceramah model tersebut tidak bisa dibiarkan, selain tidak sehat juga bisa menjadi ancaman keberlangsungan kehidupan berbangsa, dengan kondisi masyarakat Indonesia yang demikian beragam dan plural. 

Organisasi moderat seperti NU dan Muhammadiyah sudah saatnya mulai semakin banyak tampil dan memainkan peran, menghadirkan dan mengetengahkan ceramah menyejukkan melalui para Kiyai atau ulama tua maupun muda terutama di media sosial, sehingga masyarakat bisa tercerahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun