Karena itulah saya sepakat dengan Kompas termasuk beberapa media lain yang tidak menjadikan berita reuni 212 yang diklaim sampai belasan juta sebagai berita utama, karena memang tidak penting dan memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Nyatanya aksi yang diklaim sebagai acara agama dan dakwah tersebut tetap saja terselip embel politik
Ahirnya saya mengajak kepada siapapun ketika mendapatkan informasi, bacaan berupa opini maupun dalam bentuk lain, supaya tidak mudah terpengaruh begitu saja, hanya dengan melihat judul dan main share atau copas. Mari budayakan membaca dan mengkritisi setiap informasi didapatkan, sebelum berbagi
Membaca berita tentang aksi marah - marah Capres Prabowo yang meremehkan dan menilai media membuat kebohongan, karena pemberitaan reuni 212 tidak sesuai harapan ahirnya semakin menguatkan komitmen saya termasuk masyarakat dan dengan penuh kesadaran tidak ingin Indonesia kembali ke Zaman otoriter dimana orang tidak akan pernah berani melakukan kritikan. Ingat kritikan ya, bukan ujaran kebencian seperti sekarang. #SalamWaras
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H