Mohon tunggu...
Turmudziy Ahmad
Turmudziy Ahmad Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

lari, game,, bulutangkis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Paradigma Integrasi Ilmu Psikologi: Menghubungkan Integrasi dengan Nilai-nilai Spiritual

17 Desember 2024   00:30 Diperbarui: 17 Desember 2024   00:20 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bersamadakwah.net/surat-ali-imran-ayat-134/

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia, proses mental, dan interaksinya dengan lingkungan. Dalam definisi yang lebih komprehensif, psikologi mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk cara berpikir (kognisi), emosi, motivasi, kepribadian, hubungan sosial, dan adaptasi terhadap situasi yang berubah. Psikologi berupaya menjelaskan, memahami, dan memprediksi perilaku manusia melalui pendekatan ilmiah dan penelitian empiris.

Paradigma integrasi dalam psikologi mengacu pada upaya untuk menggabungkan berbagai perspektif, termasuk ilmu pengetahuan, spiritualitas, filsafat, dan budaya, guna menciptakan pemahaman yang holistik tentang manusia.

Paradigma integrasi dalam psikologi tidak hanya memperkaya pemahaman tentang manusia, tetapi juga menjembatani kesenjangan antara ilmu pengetahuan dan dimensi spiritual. Dengan menggabungkan pendekatan ilmiah dan nilai-nilai ketuhanan, psikologi integratif mampu memberikan wawasan yang lebih utuh tentang manusia sebagai makhluk biopsikososiospiritual. 

Dalam aspek bayani hubungan Paradigma Integrasi dengan Ilmu Psikologi merujuk pada surat Surah Ali Imran (3:134)

https://bersamadakwah.net/surat-ali-imran-ayat-134/
https://bersamadakwah.net/surat-ali-imran-ayat-134/

Artinya: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. 

Ayat ini menekankan pentingnya mengontrol amarah dan berbuat baik kepada sesama. Menurut tafsir Al-Muyassar, sifat pemaaf dan pengendalian diri adalah karakteristik mulia yang mendekatkan seseorang kepada Allah. Dalam psikologi, pengendalian amarah (anger management) adalah keterampilan yang penting untuk menjaga kesehatan mental dan hubungan interpersonal.

Pada aspek burhani atau penerapan dalam kehidupan sehari-hari merujuk pada Surah Ali Imran (3:134) memberikan panduan moral tentang kedermawanan, pengendalian amarah, dan memaafkan kesalahan orang lain. Jika dikaitkan dengan paradigma integrasi (penggabungan nilai-nilai Islam dengan ilmu modern, seperti psikologi) dapat dibagi menjadi dua refleksi yaitu refleksi spiritual dan psikologis

Nilai Spiritual: Menahan amarah, memaafkan, dan berbuat baik adalah wujud ihsan (kebaikan tertinggi), yang diridhai Allah sebagaimana disebutkan dalam ayat ini.
Nilai Psikologis: Tindakan tersebut membantu menjaga kesehatan emosional, mengurangi konflik interpersonal, dan meningkatkan suasana kerja yang harmonis.

Dengan memadukan nilai-nilai Islam dari Surah Ali Imran ayat 134 dan ilmu psikologi, seseorang dapat menghadapi konflik sehari-hari dengan cara yang konstruktif dan penuh kebaikan. Pendekatan ini menunjukkan bagaimana integrasi antara ajaran agama dan ilmu modern dapat memberikan solusi holistik dalam kehidupan manusia.

Pada aspek Irfani atau manfaat yang bisa kita peroleh dari paradigma Integrasi Ilmu Psikologi yaitu Mengatasi Kekosongan Nilai dalam Psikologi Modern. Ilmu psikologi sering kali netral terhadap nilai moral. Islam menyediakan panduan etika dan moral yang mengarahkan individu pada kebaikan. Contohnya dalam manajemen amarah, Islam menekankan sabar dan memaafkan (Surah Ali Imran: 134), sehingga terapi menjadi lebih bermakna secara spiritual. Alhasil Memberikan tujuan yang lebih mendalam bagi klien, selain hanya mengurangi gejala psikologis. Keseimbangan antara Sains dan Spiritualitas. Psikologi modern sering kali bersifat empiris dan berbasis data, sedangkan Islam memberikan panduan moral dan makna hidup. Integrasi ini mendorong keseimbangan antara keduanya. Contohnya dalam mengatasi kecemasan tidak hanya dengan teknik relaksasi, tetapi juga melalui pendekatan spiritual seperti memahami takdir Allah (qadar) sehingga membantu individu menemukan kedamaian batin dan mengatasi krisis eksistensial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun