Mohon tunggu...
Turan anast
Turan anast Mohon Tunggu... Mahasiswa - Suka nulis, suka nyanyi

Saya telah dan akan terus hidup. Salam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jembatan Itu Tertawa

30 Agustus 2021   01:30 Diperbarui: 30 Agustus 2021   01:54 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Itu jingga
Tergambar di depan sana
Seorang lelaki duduk tenang membaca langit
Tepat di sebelah kiri karya yang entah

'I love Kei'

Di belakangku, Saraba

Di depanku
tempat orang-orang bermain
Orang-orang mandi
Orang-orang bercerita
Orang-orang menjadi

Aku dan kawan
Seketika berdiri menengok ke belakang
Opa Rudy fofid berjalan pelan dan berhenti pada kami dengan senyuman
Kumis opa tak rapi tapi tenang

Senyum opa usai untuk kami berdua
Ia meminta diri dan berlalu ke saraba

Tetemanis
Tak cukup lama
Nakalku berkenalan dengan seorang nona

"Nona ee..
Sudah..
Cukup kenal saja.

Di negeri ini,
Urusan tanah deng perempuan masih kandas di definisi feodalis
belum sampai ke refleksi kritis

Nona..
Inga beta pu nama
Biar cuma sepanjang jembatan tu
Kalo su langgar sampe ke ujung sana
Lupa juga seng masalah.

Ah, bercanda
Sungguh
Jembatan itu tertawa
Sopi mana
Teman mana

Lagipula sopi untuk apa?
Cinta?
Atau dia?
Atau lara?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun