Memasak adalah aktivitas yang penting untuk keberlangsungan hidup manusia. Jika kamu memelihara hewan, sebut saja babi, misalnya. Kamu pun perlu memasak untuk peliharaanmu.
Di era ini, kita lebih suka memperhatikan aktivitas memasak yang dipertontonkan pada kita di berbagai media dari pada memperhatikan mereka yang memasak di sekitar kita dan untuk kita.
Saat melihat ibu memasak di dapur atau paman yang menyiapkan tungku api untuk makanan hewan peliharaan, barangkali kita hanya menganggap itu sebagai sesuatu yang tak perlu diperhatikan.
Pernahkah kita memperhatikan ibu memasak lebih dari 3 menit saja seperti saat menonton aksi para masterchef yang lebih panjang durasinya? Ibu mungkin tak pandai memainkan pisau dengan gaya memotong yg aktraktif tapi coba perhatikan; Ibu tahu bagaimana masakan yang pantas untuk lidah kita. Lebih dari itu ibu berharap kita kenyang dan berumur panjang. Masakannya tidak sekedar masakan. Masakannya adalah harapan. Harapan kehidupan.
Saat memperhatikan ibu memasak, seringkali saya memuji dan mengkritik. Ibu diam saja karena dia tahu pada akhirnya saya pasti makan. Ibu tahu persis sayur favoritku: jantung pisang dicampur daun pepaya. Saya tak pernah memberitahu soal ini pada siapapun. Baru kali ini di sini. Hanya ibu yang tahu soal ini.
Ibu mungkin tidak pernah melatih memainkan pisau atau memotong bawang, sayur dan daging supaya telihat atraktif dan keren.
Ibu hanya merawat cinta. Ia memasak dengan cinta. Tangannya bergerak pelan. Semakin tua semakin pelan. Sama seperti paman yang memasak makanan untuk hewan peliharaan. Mereka sama-sama merawat hidup. Memasak untuk hidup dan cinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H