Aku lalu berputik merah menggapaimu
Berbuah niat temui ayah ibundamu
Dik,
Telah terbenam perih lemahku di antara dua yang suci
Memang, Tuhan kadang menulis takdir dalam puisi
Imamat dan perkawinan hukumnya satu yang dipilih
Dan puisi Tuhan mentakdirkanku bersamamu saat ini
Keping-kepingan tembok-tembok perjuangan
Yang kini jatuh berantakan dan bertebaran
Di tangan Tuhan menjadi tugu sajak kenangan
Terukir indah puisi cinta keabadian
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!