Dik,
Durjamu menggerai hati menyemai mawar
Membunuh kembang-kembang bakung yang tengah mekar
Mencabut segala akar-akar harapan
Dalam gerimis selalu terkirim sebuah sematan
Prahara lembutmu merombak pagar-pagar perjuanganku
Angin asmara tak bosan menyeduh rasa s'tiap malamku
Khayal berhasrat memandangimu bergaun putih
Di padang salju tunggangi kuda berbulu putih
Senjang jalanan menyiram pahit pada lidah
Namun anggur kau tawarkan manis menggoda
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!