Mohon tunggu...
Ahmad Turaikhan
Ahmad Turaikhan Mohon Tunggu... -

Di puji tidak Terbang, di hina tidak Tumbang. Berani memulai itu Hebat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Guru yang Baik dan Menyenangkan

8 Juli 2018   14:14 Diperbarui: 8 Juli 2018   14:12 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang guru seharusnya bisa membangun komunikasi yang baik dengan para siswanya, agar para siswa mengerti apa yang disampaikan, dan membuat aktivitas belajar mengajar menjadi menyenangkan. Untuk itu bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan itu? Para guru, tentunya dituntut untuk cekatan merespons kebutuhan siswa, selalu siap untuk berdiskusi, dan bisa menjadi pendengar yang baik atas persoalan belajar siswa. 

Tetapi, untuk melaksanakan itu semua, yang tak kalah penting adalah memberikan "aturan main" yang jelas, dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberikan umpan balik. 

Menjadi guru yang baik dan menyenangkan pada dasarnya tugas guru yang paling utama, mengajar dan mendidik. Sebagai pengajar guru merupakan media atau perantara aktif antara siswa dan ilmu pengetahuan, sedangkan sebagai pendidik ia merupakan media aktif dengan siswa, dan dalam mengembangkan pribadi siswa seorang guru melakukan pendekatan dengan siswa dari pengaruh-pengaruh dari luar yang baik dan menjauhkan mereka dari pengaruh-pengaruh yang buruk. 

Dengan demikian seorang guru wajib hukumnya memiliki ilmu pengatahuan sesuai bidangnya, kepribadian yang baik, serta kesehatan jasmani dan rohani.

Untuk bisa menjadi seorang guru tentunya dibutuhkan latar belakang pendidikan yang baik dan mempuni. Tidak hanya memiliki ilmu yang tinggi tapi menjadi guru juga harus bisa memberikan contoh baik dalam segala hal. Dalam budaya jawa Guru artinya Digugu lan ditiru, maka dari itu jadilah Guru yang baik dan yang bisa memberikan contoh yang baik pula.

Menjadi guru yang baik dan menyenangkan tentu saja menjadi dambaan setiap siswa. Tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk menjadi guru yang baik, menyenangkan, dikagumi dan dihormati oleh anak didik, masyarakat sekitar dan rekan seprofesi.

Tentunya untuk menjadi guru yang menyenangkan tidak lah begitu sulit, hanya saja yang terpenting adalah kesungguhan dan dibarengi usaha yang keras agar muncul ide-ide kreatif untuk pembelajaran yang bisa membuat siswa lebih aktif. 

Guru dalam mengajar jangan sampai kaku dalam menyampaikan pembelajaran dan mengusahakan sesering mungkin memberikan reward pada peserta didik yang berprestasi dikelas.

Pada dasarnya guru yang baik adalah manusia yang baik. dengan memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat, sabar, tegas, luwes dalam perilaku, bekerja keras, serta berkomitmen pada pekerjaan mereka. 

Dan yang menjadi Pusat perhatian guru bukanlah pada buku teks atau kurikulum, akan tetapi pada anak yang menjadi pusat perhatian. Guru harus bisa menyadari beragamnya cara anak-anak belajar, karena tiap anak memiliki pemahaman dan perbedaan dalam memahami apa yang disampaikan oleh guru, sehingga seorang guru dituntut memiliki penguasaan metode mengajar yang beragam untuk mendorong siswa agar mampu memahami dan menarik perhatian siswa. Sehingga siswa yang belajar dengan guru semacam itu tidak perlu lagi mengeluarkan uang tambahan untuk mengikuti les sepulang sekolah.

Menjadi seorang guru itu sangat menyenangkan, karena seorang Guru berhadapan dengan manusia -- manusia yang menuju dewasa, yang memiliki tingkah polah yang kadang-kadang menyebalkan, namun disanalah seni menjadi seorang guru.

Menjadi guru yang baik bukan hanya menjadi pengajar bagi siswa, tetapi juga menjadi teman, sahabat, dan saudara bagi anak didiknya. Tidak sedikit guru yang hanya memenuhi kewajiban yaitu hanya sekedar mengajar sehingga apa yang menjadi tujuan pendidikan dalam menjadikan manusia seutuhnya tidak bisa tercapai seutuhnya.

Konsep yang harus menjadi pemikiran guru dalam pembelajaran bagi anak didiknya yaitu suatu konsep yang memikirkan pada orientasi dan sasaran yang hendak dicapai guru. Yaitiu konsep Yang pertama guru mengajar siswa, dan yang kedua guru membelanjakan siswa.

Tidak semua siswa memiliki potensi yang sama sehingga guru harus bisa mengatur dan memilah metode yang digunakan dalam pembelajaran, sehingga siswa dalam belajar tidak lagi ada kata bosan, dengan harapan guru dapat mengubah sikap dan tingkah laku siswa dari yang kurang baik menjadi lebih baik, sehingga ketika ini berhasil akan mendatangkan kepuasan tersendiri bagi seorang guru.

Guru juga harus bisa menyelesaikan masalah diluar pembelajaran seperti: Jika ada murid yang bertengkar atau berkelahi di kelas, seorang guru harus bisa mengaajarkan untuk tidak menyalahkan orang lain. Mereka harus diajarkan untuk ber-empati, dan mendengarkan terlebih dahulu apa yang terjadi sebelum menyalahkan, sehingga persoalan ini akan lebih mudah untuk diselesaikan. 

Murid-murid juga diajarkan untuk bekerja sama, bersinergi, untuk membangun kekuatan bersama-sama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap orang bisa memberikan kontribusi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, inilah prinsip "sinergi". Setiap orang tentunya sangat senang untuk belajar dan meningkatkan keterampilan yang sesuai apa yang mereka miliki yaitu dengan prinsip "mengasah gergaji" (sharpening the saw).

Dengan demikian guru yang baik adalah guru yang bisa bersikap obyektif, terbuka untuk menerima kritik terhadap kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, misalnya dalam hal cara mengajarnya. Hal ini berguna untuk perbaikan mutu pendidikan demi kepentingan anak didiknya, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. 

Seorang guru yang bisa melihat kesalahan sendiri dan mengakuinya tanpa mencari alasan untuk membenarkan atau mempertahankan diri merupakan sikap yang patut dimiliki oleh seorang guru, karena sikap ini adalah titik tolak seorang guru kearah usaha perbaikan.

Profesi seorang guru mmerupakan profesi yang sangat mulia. karena Sabar dan Selalu menyampaikan ilmu yang dimiliki walau itu hanya satu huruf saja, dan jangan beranggapan untuk membuat pintar anak didik, karena bila suatu saat nanti ada anak didik yang tidak pintar akan bisa mengurangi keihlasan hati dan membuat amarah, jadi seorang guru harus beranggapan hanya menyampaikan ilmu yang kita punya.

Jika nanti urusan pintar atau tidaknya seorang murid itu semua atas kehendak Allah swt. Dan yang tak kalah penting guru harus sering-sering mendoakan anak didik (siswa). 

Ahmad Turaikhan, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Nahdhatul Ulama Jepara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun