Bagi penggemar wine atau minuman beralkohol lainnya, tempat tersebut menjadi surga untuk mereka. Belasan rak berisi ratusan botol (mungkin malah ribuan) minuman beralkohol beragam jenis bisa anda temukan dengan mudah disini. Mau bir atau wine dari Rusia maupun daratan Eropa lainnya, silahkan dipilih saja. Bahkan tersedia pula bir berbahan gluten free. Tahun pembuatannya pun bervariasi. Yang sempat saya lihat, buatan tahun 2000 pun ada. Menurut informasi, ada beberapa jenis minuman beralkohol yang semakin lama waktu simpannya, maka akan semakin enak pula rasanya. Tempat penyimpanannya bisa diintip lewat jendela besar di blok tersebut. Sementara bagi para pecinta kopi, Starbucks pun membuka outlet khusus yang letaknya bersebelahan dengan area minuman beralkohol. Wow!
Makin kedalam, makin terasa betapa lengkapnya si Jungle Jim's. Ia melayani segala bangsa dari berbagai suku dan agama. Ada blok Kosher, yang menjual bahan makanan bagi penganut Yahudi . Beberapa produk Kosher tersebut bisa dikonsumsi oleh kaum Muslim, karena tidak mengandung babi. Outlet khusus Yunani, Skandinavia dan Belanda juga ada. Blok untuk bahan makanan Asia terutama Cina dan India mendapat porsi cukup besar disini. Segala yang anda butuhkan ada disana. Bahkan kami temukan freezer yang menyimpan Durian Thailand dengan harga $15,99 perbuah. Lemari pendinginnya bersebelahan dengan taoge. Olala nikmatnya!
Pasar modern tersebut menurut saya memang benar-benar jungle, karena areanya benar-benar luas dan segala macam bahan makanan tersedia lengkap disana. Karena saat itu akhir pekan, lautan pengunjung yang hiruk pikuk membuat saya tak sadar dan sempat terpisah dengan suami. Rupanya saya terlalu asyik merekam dan memotret suasana. Mata seperti tak bisa istirahat, karena selain perhatian pada barang yang akan dibeli, kita pun dipaksa menikmati arsitektur Jungle Jim's yang luar biasa eksotis. Dari kerangka atap rumah Cina, miniatur kereta kuda, bahkan mobil kuno pun ikut nampang dengan gagahnya di atas rak barang. Nah, kalau lelah sudah tak tertahan, pengunjung pun bisa istirahat sejenak di ruang theater mungil sembari menonton film yang disuguhkan. What a good service!
Pukul 16.30 EST kami pun menyudahi acara belanja. Didekat kasir disediakan souvenir seperti kaos, topi, jaket dan celemek. Di sebelah area souvenir tak ketinggalan ikut dipajang barber shop kuno lengkap dengan kursi cukur jaman baheula. Benar-benar Jungle Jim's mampu membawa pengunjung ke situasi masa lampau, terutama lewat arsitektur dan pernak-pernik penghias ruangannya. Kami pun takjub karena jumlah meja kasir disana mencapai 34 buah. Great! Entah berapa omset si Jungle Jim's yang mulanya hanya sekumpulan lapak kaki lima di tahun 1971 itu.
Saat keluar dari area belanja, kami langsung mencari tempat sholat. Wudhu-nya sudah kami lakukan di restroom, sebelum menuju ke kasir. Akhirnya kami menemukan tempat sepi di sebelah area penyimpan trolley. Untungnya tak ada orang yang mengambil trolley saat kami bergantian sholat ashar. Memang sholat menjadi kendala saat kami harus bepergian disini, tapi tidak ada yang kami anggap sulit. Semua dijalani dengan ringan. Toh negara adidaya ini menjunjung tinggi kebebasan beragama. Jadi saat hendak sholat, tak perlu ada rasa takut. Asal jangan di tempat yang terlalu ramai, karena bisa jadi tontonan umum.
Pukul 17.15 EST Magic Bus kloter kedua datang dengan penumpang yang tak begitu banyak dibanding kloter kesatu. 15 menit kemudian, bus berangkat kembali menuju Dayton. Di perjalanan suasananya lebih leboh dibanding saat berangkat. Untungnya tak ada lagi yang berdiri, karena beberapa penumpang memutuskan memakai bus terakhir yang akan datang pada pukul 20.30 EST. Meski tetap saja ada yang duduk bertiga dan bahkan berpangkuan.