Dari perspektif Teori Kognitif Sosial, lingkungan sosial dan pengalaman observasional memainkan peran yang krusial dalam membentuk identitas STEM.Â
Oleh karena itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan inklusif bagi semua individu, terlepas dari latar belakang mereka. Representasi yang lebih luas dari beragam individu dalam STEM, baik dalam media, pendidikan, maupun lingkungan kerja, dapat membantu membangun persepsi bahwa STEM adalah bidang yang terbuka bagi siapa saja yang memiliki minat dan kemampuan.
Selain itu, penguatan sosial yang positif juga menjadi faktor penting dalam membangun identitas STEM yang kuat. Dukungan dari keluarga, guru, mentor, dan rekan sebaya dapat membantu individu merasa lebih yakin dalam memilih dan bertahan di bidang STEM.Â
Program mentoring, beasiswa, serta inisiatif inklusivitas dalam STEM dapat menjadi langkah konkret untuk memastikan bahwa individu dari berbagai latar belakang memiliki kesempatan yang sama untuk sukses dalam bidang ini.
Secara keseluruhan, Teori Kognitif Sosial memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana identitas STEM terbentuk dan bagaimana faktor sosial serta lingkungan berperan dalam membentuk persepsi individu terhadap STEM.Â
Dengan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan menyediakan representasi yang beragam, kita dapat membantu lebih banyak individu untuk mengembangkan identitas STEM yang positif, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada keberlanjutan dan kemajuan bidang STEM di masa depan.
Sumber : https://stemeducationjournal.springeropen.com/articles/10.1186/s40594-023-00448-1Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI